kievskiy.org

Tekan Kebangkrutan Peternak, Pemerintah Harus Lanjutkan Apkir Dini

JAKARTA, (PR).- Ketua Umum Perhimpunan Peternak Unggas Nusantara Said Sigit Prabowo mengungkapkan, saat ini banyak peternak ayam yang kesulitan dan bangkrut karena harga ayam jatuh. Untuk menekan kebangkrutan peternak, pemerintah harus melanjutkan kebijakan apkir dini. Hal itu terungkap dalam acara Bincang-bincang Agribisnis bertema "Perspektif Ekonomi Kartelisasi Apkir Dini" di Senayan, Jakarta, Kamis 6 Oktober 2016. Kebijakan apkir dini, ujar Sigit, diawali dengan adanya kebijakan konsumsi dobel yang mendorong perusahaan besar untuk investasi di hulu tanpa ada kebijakan pascapanennya sehingga produksi DOC 9day old chicken) melimpah. Implikasinya, peternak mengalami kerugian sebanyak Rp 7,4 triliun selama periode Desember 2013–Desember 2014. Atas kondisi ini, menurut Sigit, peternak melakukan aksi demonstrasi dan mendesak pemerintah untuk segera melakukan intervensi menyelesaikan carut marut kelebihan suplai DOC yang terjadi saat itu kemudian muncul tim adhoc supply demand yang diinisasi pemerintah. Tim ini menyampaikan tiga solusi untuk mengatasi kelebihan suplai DOC. Pertama, dalam jangka pendek yaitu dengan melakukan aborsi telur tetas yang memasuki usia 18 hari. Kedua, jangka menengah yaitu melakukan apkir dini parent stock. Ketiga, jangka panjang yaitu dengan mengatur kembali jadual impor GPS. "Jadi, kebijakan apkir dini ini merupakan usulan peternak dari sejak tahun 2014 namun pemerintah terlambat melakukan apkir dini sehingga peternak mengalami kerugian semakin besar. Banyak usaha peternak yang kolaps dalam periode tersebut," katanya. Ketika apkir dini akhirnya resmi menjadi putusan pemerintah pada kuartal IV tahun 2015, mayoritas peternak menyambut kebijakan Dirjen Peternakan dan Keswan, Muladno saat itu. Menurut Sigit, putusan Dirjen saat itu dilandasi keprihatinan dan niat untuk menolong para peternak yang menderita.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat