kievskiy.org

Utang Negara Menggunung Pengangguran Bertambah, Said Didu: Dipakai untuk Prestasi Politik Pencitraan

 Ilustrasi surat perintah.
Ilustrasi surat perintah. /Pixabay/geralt

PIKIRAN RAKYAT – Terus ditambah untuk biayai APBN, total utang Pemerintah per Agustus 2021 lalu tercatat mencapai Rp6.625 triliun.

Analis Kebijakan Publik, Said Didu pun menilai hanya dompet rakyatlah yang bisa menyelamatkan negara dari jebakan utang tersebut.

Hal itu disampaikan setelah Pemerintah dan DPR menyetujui PPN naik menjadi 11 persen pada 2022, dan akan dinaikkan menjadi 12 persen pada 2025.

“Saya melihat sekarang bahwa hanya dompet rakyat yang bisa menyelamatkan negara dari jebakan utang, itu sudah terjadi, terlalu cepat,” ujar Said Didu, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari kanal Youtube MSD, Minggu, 3 Oktober 2021.

Baca Juga: Jokowi Obat Pelepas Rindu Masyarakat Papua, Lukas Enembe: Terakhir Kali Tapaki Tanah Papua Oktober 2019

Dia menambahkan bahwa dirinya berpikir tambahan utang sebesar Rp4.000 triliun oleh Pemerintah akan digunakan untuk meningkatkan ekonomi negara.

“Pikiran saya, utang itu awalnya dengan tambahan Rp4.000 triliun akan meningkatkan pendapatan rakyat, akan meningkatkan pendapatan negara, akan meningkatkan ekonomi, industri, jasa, sehingga Pemerintah mendapatkan penghasilan negara dari peningkatan, bukan dari dompet rakyat,” tutur Said Didu.

Akan tetapi, ribuan triliun rupiah utang yang dimiliki Pemerintah justru tidak menyebabkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Baca Juga: Soroti Aturan Pajak Baru, Said Didu: Akhirnya Hanya Dompet Rakyat yang Bisa Selamatkan Negara

“Ternyata utang ini tidak menyebabkan pertumbuhan ekonomi, tidak menyebabkan pertumbuhan industri, perluasan kerja, terus utang ini jadi apa? Ternyata malah pengangguran bertambah, industri tidak bertumbuh,” kata Said Didu.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat