kievskiy.org

Indeks Nilai Tukar Petani Turun, Kesejahteraan Petani Berkurang

JAKARTA, (PR).- Kesejahteraan petani terus menurun seiring dengan melemahnya indeks nilai tukar petani dibandingkan dengan tahun lalu. Sementara ketimpangan penguasaan lahan makin kentara di tengah semakin sempitnya lahan pertanian. Badan Pusat Statistik (BPS) memublikasikan data indeks nilai tukar petani (NTP) nasional pada Februari 2017 sebesar 100,33. Angka ini Iebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2016 sebesar 102,23 dan 102,19 pada 2015. NTP menghitung rasio antara indeks harga yang diterima petani dan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam persentase. Seperti diketahui, sektor pertanian adalah salah satu faktor terpenting dalam pembangunan. Swasembada pangan disebut indikator pembangunan pertanian utama. Pengamat ekonomi politik Faisal Basri mengatakan, indikator keberhasilan bukan hanya bahan pangan tidak bergantung pada impor. Petani semakin sejahtera merupakan indikator yang sangat penting sebagai keberhasilan pembangunan pertanian. Menurut dia, kesejahteraan petani akan menurunkan arus urbanisasi sehingga mengurangi beban kota-kota besar. Tingkat ketimpangan pendapatan masyarakat dan kemiskinan dapat dikurangi. "Kesejahteraan petani saat ini terseret. Turunnya kesejahteraan petani dapat diukur dengan menurunnya indeks nilai tukar petani," ucapnya dalam Forum Diskusi Ekonomi Politik di kawasan Menteng, Jakarta, Selasa, 14 Maret 2017. Dia menjelaskan, kesejahteraan petani sangat dipengaruhi oleh harga gabah kering. Kenaikan harga beras lebih cepat dari kenaikan harga gabah kering di tingkat petani. Sebaliknya, jika harga harga turun, penurunan paling tajam dialami petani. "Faktor lain penurunan kesejahteraan petani dipengaruhi oleh penurunan upah buruh tani dan ekspor pertanian terus merosot tidak sebanding dengan impor. Tahun 2016 impor beras mencapai 1.283,2 ton," ucapnya. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat