kievskiy.org

Indonesia Negara Boros Energi

BANDUNG, (PR).- Indonesia tergolong negara yang boros dalam penggunaan energi. Salah satu indikatornya adalah potensi penghematan energi Indonesia di berbagai sektor, termasuk rumah tangga, yang berdasarkan sebuah kajian mencapai 10%-35%.

Demikian diungkapkan Plt. Direktur Konservasi Energi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Maritje Hutapea. Hal itu disampaikan pada Peluncuran Lomba Hemat Energi di Sekolah untuk SMP dan SMA tahun 2017 Kota Bandung di Harris Hotel & Convention Festival CityLink, Jln. Peta, Bandung, Senin, 31 Juli 2017.

"Khusus untuk listrik, kalau dikonversikan, potensi penghematan konsumsi sektor rumah tangga sebesar 10% setara dengan pembangunan pembangkit listrik tenaga uap berkapasitas 900 Mega Watt (MW). Nilainya sangat besar," katanya.

Salah satu penyebab boros energi di Indonesia, menurut dia, adalah penggunaan energi yang tidak efisien dan tidak sesuai kebutuhan. Salah satu contoh sederhana adalah pemilihan lampu pijar dibandingkan dengan LED.

Padahal, dengan intensitas cahaya yang sama, konsumsi listrik LED jauh lebih hemat dibandingkan lampu pijar. Penghematan konsumsi listrik lampu LED bisa mencapai 75%-80% jika dibandingkan dengan lampu pijar.

Membahayakan cadangan energi

Kondisi boros energi tersebut, menurut Maritje, akan membahayakan cadangan energi nasional. Pasalnya, hingga saat ini 95% kebutuhan energi nasional masih dipenuhi dari energi fosil dan baru 5% yang dipenuhi energi terbarukan.

"Ke depan kebutuhan energi akan terus meningkat. Di sisi lain, cadangan minyak dan gas bumi semakin berkurang. Ini akan menyebabkan masalah besar dalam penyediaan energi nasional," ujar Maritje.

Ia memperkirakan, jika tidak ditemukan sumber minyak baru, dalam 23 tahun ke depan Indonesia tidak akan bisa memenuhi kebutuhan energi sendiri. Akibatnya, Indonesia akan semakin bergantung pada impor energi.  

Pada 2016 total konsumsi listrik Indonesia sebesar 216 Terra Watt Hour (TWh), yang 94 TWh diantaranya adalah konsumsi sektor rumah tangga. Pemerintah, menurut Maritje, telah meluncurkan Kampanye Hemat Energi Potong 10% sejak 2015 untuk menekan laku pertumbuhan konsumsi energi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat