TRAVELLING sedang menjadi tren di tengah masyarakat Indonesia dewasa ini. Tidak sedikit masyarakat yang rela menekan konsumsi demi bisa menikmati beberapa hari perjalanan ke sejumlah tempat baru, baik di dalam maupun luar negeri.
Fenomena ini tentu menjadi potensi bisnis yang sangat menggiurkan. Tak heran jika aplikasi perjalanan wisata (trip) di Indonesia, baik yang dibesut startup lokal maupun global, kian tumbuh dengan subur, bak jamur di musim penghujan.
Bagi anda yang hobi berwisata atau piknik tentu sangat disayangkan jika fenomena ini dibiarkan berlalu begitu saja, tanpa sempat dikembangkan menjadi sebuah bisnis. Kesempatan emas tidak akan selalu terulang dua kali.
Adalah Chief Executive Officer (CEO) Open Trip (startup digital binaan Indigo.id), David Cuh Sitohang, yang secara jeli menjemput fenomena ini dengan membesut sebuah aplikasi perjalanan. Berbeda dengan aplikasi trip yang lain, ia mengusung konsep jejaring.
"Aplikasi Open Trip menghubungkan traveler dengan trip leader atau sebaliknya. Ini adalah aplikasi pertama di Indonesia yang fokus pada jejaring sosial antar traveler," katanya, di Bandung, Kamis 23 November 2017.
Aplikasi tersebut dibesut David karena pengalamannya akan kebutuhan trip leader yang aman dan terpercaya. David adalah seorang yang hobi travelling sejak menginjak usia 12 tahun.
Awalnya, ia hanya menjelajaji kota kelahirannya, hingga menginjakan kaki di banyak destinasi cantik. Ia pun mengaku sampai pada tahap ketagihan untuk berkunjung ke sejumlah lokasi, seperti Labuan Bajo, Jayapura, dan Raja Ampat.
"Selama mengikuti travelling, saya kerap khawatir jika ditipu oleh trip leader. Saya mulai terpikir, betapa butuhnya traveller merasa aman dan nyaman selama travelling dengan trip leader," tuturnya.
Berawal dari sana, ia pun mulai mengembangkan ide aplikasi perjalanan berbasis jejaring tersebut. Pengembangan aplikasi Open Trip ia lakukan bersama sejumlah temannya, dimulai sejak September 2015.