kievskiy.org

Tahun Ini, Lazada Fasilitasi UKM Pasarkan Produk ke 6 Negara

JAKARTA, (PR).- Pelaku e-commerce termasuk Lazada mendukung keputusan pemerintah untuk menerapkan bea masuk bagi barang impor melalui penjualan online. ‎Penerapan bea masuk ini dinilai tidak akan mengganggu pertumbuhan perdagangan online yang sedang meningkat tajam saat ini.

"Kami nggak ada masalah karena Lazada berkomitmen untuk patuh kepada keputusan pemerintah. Selama ini Lazada selalu memberikan edukasi kepada seller (penjual) mengenai hal itu," ujar Chief Marketing Officer, Achmad Akatiri, di Jakarta, Rabu, 17 Januari 2018.

Dia mengakui sebagian besar barang yang diperjualkan merupakan impor. ‎Saat ini terdapat 65 ribu seller di platform Lazada. Sebagian besar dari mereka merupakan usaha kecil menengah. Meskipun demikian, para pengusaha kecil dan menengah ini memang lebih banyak menjual barang-barang impor.

"Jadi seller itulah yang membeli barang impor, bukan Lazada. Sementara brand serta seller dari luar di Alibaba sebenarnya sedikit," ujar Achmad. 

Untuk mendorong produk asli Indonesia mendominasi perdagangan online. Achmad mengatakan, Lazada bekerja sama dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) akan memfasilitasi usaha kecil dan menangah (UKM ) ‎untuk memasarkan produknya di enam negara operasional perusahaan tersebut. Selain Indonesia, negara tersebut adalah Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Pelaku UKM tersebut sebagian besar merupakan binaan Bekraf.

Achmad mengatakan, saat ini persiapan sistem tersebut telah mencapai 70 persen. "Sisanya merupakan suporting system, sehingga akhir tahun bisa dimulai," ujarnya.

‎Head of Seller Engangement Lazada Adi Putra mengatakan Lazada akan kembali melakukan edukasi pada UKM di 29 kota di Indonesia pada tahun 2018. Kelas Lazada ini meliputi sesi training dan pelatihan secara rutin sebagai sarana pendampingan UMKM dan seller.

"Kami berharap seller bisa melakukan upgrade dari sekedar offline menjadi online, dari kecil menjadi medium atau besar. Tahun lalu program yang sama telah menjaring 1.500 UMKM di 11 kota," ujar dia.

Situs belanja

Dunia e-commerce terus berkembang di Indonesia. Berdasarkan data, sebanyak 76 persen pengguna internet di Indonesia sudah melakukan transaksi online dan rata-rata sudah menghabiskan uang sebesar Rp 5,5 juta selama satu tahun. Survei yang dilakukan oleh Greenber Brand Strategy juga mengungkapkan bahwa 48 persen dari pembelanja online berada di usia 18-30 tahun.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat