kievskiy.org

1,8 Juta Ton Beras Impor Tak Tersalurkan dan Terancam Rusak

BOGOR, (PR).- Badan Urusan Logistik kesulitan menyalurkan beras impor yang mencapai 1,8 juta ton. Masyarakat dinilai belum membutuhkan beras impor, namun beras tersebut terancam rusak bila tidak segera disalurkan.

Direktur Utama Bulog, Budi Waseso mengatakan, beras hasil produksi lokal masih bisa memenuhi kebutuhan masyarakat dalam negeri. "Makanya kita tidak perlu impor beras lagi nanti. Apalagi usulannya sampai dua juta ton," katanya saat ditemui di Kota Bogor, Selasa 18 September 2018.

Keyakinannya itu berdasarkan hasil penelitian para ahli yang dilaporkan pada Senin 17 September 2018 malam. Menurut mereka, hasil produksi beras lokal pada musim kemarau kali ini mencapai 11-12 juta ton dari biasanya 15 juta ton. Sementara kebutuhan masyarakat setiap bulan hanya 2,4 juta ton.

Beras impor tersebut didatangkan secara bertahap setiap bulan sejak ia belum memimpin Bulog. Budi mengatakan tujuannya agar tidak menggangu hasil produksi petani lokal. "Yang jelas ada 1,2 juta ton, sisanya 500 ribu ton datang secara bertahap," katanya.

Masalahnya, Budi mengakui gudang Bulog saat ini sudah penuh dengan cadangan beras sebanyak 2,2 juta. Untuk menampung beras impor yang tersisa, Bulog terpaksa harus menyewa gudang atau meminjam ke Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara.

"Kalau terlalu lama disimpan, kualitasnya bisa menurun. Harusnya segera dihabiskan tapi masyarakat tidak butuh, masa harus saya paksa," katanya. Apabila sampai ada beras yang rusak sebelum disalurkan, Budi pun mengaku terpaksa memusnahkannya.

Kemarau Panjang

Sementara itu, Pakar Pertanian Dwi Andreas Santosa menilai penyerapan beras impor tak optimal akibat sejumlah faktor. Pertama akibat kouta untuk program beras sejahtera dikurangi. Menurut pengamatannya, penyaluran Rastra pada Januari-Agustus 2018 rata-rata hanya 105 ribu ton per bulan bakan terus menurun.

Selain itu, Dwi menilai kontribusi beras dari Bulog untuk program e-Warung juga masih minim. "Lalu Bulog mengembangkan yang namanya beras sachet walaupun sudah kami kritik sejak awal ini tidak akan berhasil, ternyata betul, tak berhasil," katanya.

Terkait penyaluran beras impor, Dwi menyarankan Bulog tidak buru-buru menyalurkannya dalam waktu dekat. Ia beralasan, musim kemarau dikhawatirkan lebih panjang dari perkiraan awal hingga September 2018 bisa terjadi pada November-Desember 2018.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat