kievskiy.org

Menu Pangan Organik Beri Jaminan Kesehatan

KALANGAN hotel melihat-lihat sejumlah produk sayuran dari kelompok tani, di halaman Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Barat, Jumat 8 Maret 2019.*/KODAR SOLIHAT/PR
KALANGAN hotel melihat-lihat sejumlah produk sayuran dari kelompok tani, di halaman Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Barat, Jumat 8 Maret 2019.*/KODAR SOLIHAT/PR

BANDUNG, (PR).- Bisnis sayuran organik dinilai memiliki pangsa pasar dan minat besar dari kalangan pengusaha hotel dan restoran di kawasan Bandung. Soalnya, sayuran dan pangan organik diketahui memperoleh minat besar dari kalangan konsumen, asal keberadaannya sering dipromosikan, dengan konsisten mutu dan pasokan. 
Gambaran tersebut dilontarkan dua kalangan usaha perhotelan Kepala Chef PT Sariater Hotel Sariater, Subang-Bandung, Yana Dewo, senada Puchasing Hotel Ibis Pasteur Bandung, Daud Sitepu, di Bandung,  Jumat 8 Maret 2019. Kehadiran mereka berdasarkan undangan dari Perhimpunan Pengusaha Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) untuk melihat-lihat sejumlah komoditas agro yang dijual kelompok tani pada Gelar Produk Pertanian  di halaman Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat hari itu, sudah menunjukan kualitas dan tampilan yang bagus. 
Baik Yana Dewo maupun Daud Sitepu senada menilai, bahwa produk-produk sayuran, khususnya organik dari kelompok petani yang mereka lihat, sudah bagus secara kualitas dan prosedurnya. Namun mereka masih bersifat mengamati dan sekadar melihat-lihat potensinya, belum bersifat melakukan kerjasama. 
Menurut Yana Dewo, dari segi banyak bisnis restoran dan hotel, sebenarnya kalangan konsumen secara umum belum mempersoalkan apakah suguhannya tergolong pangan organik atau bukan. Namun jika pihak bisnis restoran atau hotelnya kemudian mempromosikan ada menu dari sayuran atau pangan organik, biasanya kemudian banyak diminati oleh konsumen, walau harganya lebih tinggi namun tetap disukai karena alasan kesehatan dan keamanan pangan.
Disebutkan, para peminat menu pangan organik, termasuk sayuran, biasanya berasal dari masyarakat kota besar yang mengerti kesehatan. Indikasinya, para peminat pangan organik atau pun ramah lingkungan semakin besar jumlahnya.
“Hanya saja, yang sering menjadi persoalan, adalah kontinuitas volume pasokan dan mutunya, yang selama ini belum konsisten. Padahal kedua faktor itu dibutuhkan, agar bisnis pangan atau menu masakan organik tetap konsisten bahkan berkembang di kalangan restoran dan perhotelan,” ujar Yana Dewo, yang diiyakan Daud Sitepu. 
Daud Sitepu juga mengatakan, bahwa suguhan menu pangan organik, termasuk sayur dan daging, biasanya lebih menjadi andalan pada hotel-hotel kelas bintang lima alias kelas internasional. Namun biasanya ada inspeksi ketat setiap enam bulan sekali, untuk memeriksa konsistensi kualitas, dan pemenuhan persyaratan pangan-pangan organik yang diperolehnya.
Secara prosedur penanganan pangan organik ia juga menilai, bahwa dari kelompok tani di Jawa Barat pun juga sudah memenuhi syarat era kekinian. Misalnya dari pengemasan, penyimpanan, dll, dimana tampaknya sudah dapat memenuhi standar modern, namun harus dipacu dapat mengikuti kebutuhan prosedur yang semakin berkembang. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat