kievskiy.org

Kementerian Perdagangan Targetkan 10 Perjanjian Perdagangan Baru di 2019

MENTERI Perdagangan Enggartiasto Lukita (tengah) menyampaikan materi saat Bincang Bisnis di Surabaya, Jawa Timur, Selasa, 26 Februari 2019. Bincang bisnis itu dihadiri sejumlah pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo). Tahun 2019, Kementerian Perdagangan RI akan menyelesaikan 10  perundingan‎ perdagangan internasional.*/ANTARA FOTO
MENTERI Perdagangan Enggartiasto Lukita (tengah) menyampaikan materi saat Bincang Bisnis di Surabaya, Jawa Timur, Selasa, 26 Februari 2019. Bincang bisnis itu dihadiri sejumlah pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo). Tahun 2019, Kementerian Perdagangan RI akan menyelesaikan 10 perundingan‎ perdagangan internasional.*/ANTARA FOTO

JAKARTA, (PR).- Kementerian Perdagangan RI menargetkan akan menyelesaikan 10  perundingan‎ perdagangan lagi pada tahun ini. Pemeritah juga akan meninjau kembali Indonesia-Jepang Economic Partnership Agreement.  

Kesepuluh perundingan dagang tersebut di antaranya dengan Iran, Uni Eropa, Mozambik, Turki, Tunisia, Bangladesh, dan Korea Selatan. Selain itu, akan dilakukan penyelesaian perundingan Regional Comprehensive Economic Partnership, ASEAN Economic Community, ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Agreement, dan ASEAN-India Free Trade Agreement.

Menurut Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita , perundingan dagang tersebut dilakukan untuk menambah kapasitas ekspor Indonesia. Selain pasar konvensional, Indonesia juga berupaya untuk mencari peluang pasar baru.

Tahun ini,‎ Enggar mengatakan, Kementerian Perdagangan menargetkan pertumbuhan ekspor nonmigas sebesar 7,5 persen atau sebesar 175 miliar Dolar AS. "Target pertumbuhan ekspor ditetapkan dengan pertimbangan kondisi ekonomi global yang saat ini sedang melambat,” ujar dia di Jakarta, Kamis, 14 Maret 2019.

Dia mengatakan, ‎terdapat tiga hal penting yang akan dilakukan Kementerian Perdagangan dalam mencapai target pertumbuhan ekspor. Upaya pertama adalah mengembangkan sistem informasi terpadu di Kementerian Perdagangan. Sementara, upaya kedua adalah simplifikasi peraturan dan prosedur ekspor serta impor.

"Ketiga, yaitu menyukseskan perjanjian perdagangan, misi dagang, dan trade expo," ujarnya. Ia mengatakan, Pesidden juga mengarahkan supaya terjadi percepatan di era digital agar mampu bersaing dengan negara-negara di dunia, khususnya dengan negara di kawasan ASEAN.

Enggar menambahkan, Kementerian Perdagangan juga akan mengoptimalkan peran perwakilan perdagangan di luar negeri. "Kami akan memantau potensi peningkatan nilai ekspor di masa depan. Atase perdagangan juga perlu mengubah perilakunya yang birokratis menjadi intelijen pasar yang gesit dan responsif," ujar dia.

Ekspor CPO ke Mesir

Sementara itu, ‎ Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Arlinda, mengatakan bahwa Kementerian Perdagangan telah memfasilitasi kontrak dagang antara Perusahaan Induk Perkebunan PTPN III (Persero) dan PT Chita Agri Indonesia. Kontrak ditandatangani dengan salah satu perusahaan pengolahan dan distribusi minyak sawit Mesir Oleo Misr Co. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat