kievskiy.org

Sulit Potong Rantai Distribusi, Harga Tak Terkendali

KEPALA Disperindag Cianjur Himam Haris bersama Wakapolres Cianjur Jaka Mulyana berdialog dengan pedagang, di Pasar Induk, Senin 29 April 2019). Pemkab Cianjur semakin membutuhkan BUMD untuk mengendalikan harga komoditas pasar, agar tidak melonjak terutama di momen tertentu.*/ SHOFIRA HANAN/PR
KEPALA Disperindag Cianjur Himam Haris bersama Wakapolres Cianjur Jaka Mulyana berdialog dengan pedagang, di Pasar Induk, Senin 29 April 2019). Pemkab Cianjur semakin membutuhkan BUMD untuk mengendalikan harga komoditas pasar, agar tidak melonjak terutama di momen tertentu.*/ SHOFIRA HANAN/PR

CIANJUR, (PR).- Pemerintah Kabupaten Cianjur masih belum bisa menekan dan memotong mata rantai distribusi sejumlah komoditas pasar. Kehadiran Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk mengontrol harga dan pasokan barang sangat dibutuhkan. Akibatnya pihak terkait tetap kesulitan mengontrol perputaran harga.

Hal itu akhirnya berdampak signifikan terhadap harga-harga komoditas di pasar yang saat ini terus melonjak. Di antaranya daging dan telur ayam yang perlu dikendalikan agar tidak terus naik, apalagi  mendekati bulan Ramadan.

Kepala Dinas Perdagangan Perindustrian dan KUMKM Cianjur Himam Haris mengatakan, keberadaan BUMD akhirnya menjadi kebutuhan karena dapat mengambil peran untuk mengendalikan harga. ”Seperti yang banyak diketahui, jalur atau mata rantai distribusi komoditas daging dan telur ayam masih belum terselesaikan. Sulit sekali, makanya kami menilai sudah butuh BUMD,” ujar Himam, saat ditemui "PR" di Cianjur, Rabu1 Mei 2019.

Ia menjelaskan, nantinya BUMD bisa berjalan bersama pemasok dan petani tanpa ada kendali dari tengkulak. Menurut dia, sistem yang bagus diperlukan untuk memotong mata rantai distribusi agar ada pemantauan dari hulu.

Pasalnya, saat ini sistem harga bersifat terbuka dan bebas sehingga tidak ada penyelesaian. Padahal, jika ada BUMD maka gudang dan persediaan yang dimiliki setidaknya dapat membantu pasar di Cianjur. Akan tetapi, Himam mengaku, dibutuhkan waktu untuk bisa mewujudkan BUMD yang optimal.

Oleh karena itu, masalah harga daging dan telur ayam yang terus naik tapi sulit turun masih terus diperhatikan. Pasalnya, masalah yang terjadi selalu sama ketika harga melonjak, pedagang akan beralasan jika harga dari bandar, broker, dan peternak sudah tinggi.

”Untuk sementara ini, ya kami akan memanggil pihak terkait. Bersama muspida akan dibuat kesepakatan supaya (harga) tidak terlalu menonjol,” kata dia.

Ia juga mengimbau, agar peternak ayam maupun sapi mengutamakan pasokan untuk memenuhi kebutuhan lokal di Cianjur. Hal itu disampaikan, mengingat banyak barang yang hingga saat ini dikirim ke luar daerah sehingga membuat Cianjur justru perlu didukung pasokan dari kota lain.

Lebih lanjut disampaikan, saat ini komoditas yang kerap mengalami kenaikan harga masih berada dalam angka normal. Salah satunya daging sapi yang berada pada harga normal, yakni sekitar Rp 105-110 ribu per kilogram.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat