kievskiy.org

PT KS Lanjutkan Program Restrukturisasi

null
null

CILEGON, (PR).- PT Krakatau Steel (KS) terus menjalankan program restrukturisasi agar kinerja perusahaan dapat kembali optimal dan membukukan keuntungan. Restrukturisasi perusahaan yang dijalankan meliputi restrukturisasi utang dan transformasi bisnis. 

Direktur Utama (Dirut) PT KS Silmy Karim mengatakan, restrukturisasi ini bertujuan agar PT KS lebih efisien dan kompetitif di tengah persaingan industri baja global. "Hal ini juga merupakan bentuk komitmen perseroan kepada pemegang saham dan pihak stakeholder lainnya," katanya melalui siaran pers yang diterima wartawan, Jumat 2 Agustus 2019. 

Menurut Silmy, langkah-langkah yang dilakukan pihaknya pada agenda restrukturisasi, adalah optimalisasi aset-aset non core agar lebih berdaya guna, mencari mitra bisnis strategis, spin off atau pelepasan unit kerja yang semula bersifat cost center dan hanya melayani induk perusahaan (KS). Kemudian, menjadi bagian dari pengembangan bisnis anak perusahaan sehingga bersifat profit center, dan perampingan organisasi. 

"Langkah operasi lain yang tengah dilakukan adalah memperbaiki pola penjualan produk sehingga diharapkan akan menaikan volume penjualan serta memperbaiki pola konsumsi energi dan peningkatan yield produksi di pabrik Hot Strip Mill untuk menekan biaya produksi," ujarnya.

Restrukturisasi ini cukup penting, menurut Silmy. Karena saat ini, tantangan yang sangat nyata dihadapi pihakny adalah adanya impor baja yang masih tinggi dan menghantam industri baja nasional. 

“Impor baja masih dominan dan menekan industri baja dalam negeri. Tingkat utilisasi produksi HRC saat ini masih di bawah 50%, karena porsi impor masih cukup dominan dalam pemenuhan baja domestik”, tuturnya. Dihimpun dari data The South East Asia Iron and Steel Institute (SEAISI) pada tahun 2018, jumlah importasi baja di Indonesia mencapai 7,6 juta ton. Bahkan komoditas besi dan baja tercatat sebagai komoditi impor terbesar ke-3, yaitu sebesar 6,45% dari total importasi dengan nilai 10,25 Milyar USD (Badan Pusat Statistik, 2018). “Data dari Badan Pusat Statistik, pada Januari - Maret 2019, jumlah impor besi dan baja meningkat 14,75% secara year on year menjadi 2,76 Milyar USD. Kenaikan impor produk tersebut menjadi yang terbesar keempat,” ungkapnya. 

Sementara itu, Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) PT KS Rahmad Hidayat mengatakan, agenda restrukturisasi ini dilakukan dengan sangat terencana. Pihaknya berupaya agar agenda ini tidak sampai merugikan berbagai pihak. "Ini perlu dilakukan, namun kami pun berupaya agar agenda ini tidak sampai merugikan orang banyak," katanya.

Ditanya tentang nasib buruh outsourching yang akan terkena imbas, Rahmad mengatakan jika para buruh tersebut akan mendapatkan haknya secara optimal. Pihaknya pun akan bekerja sama dengan pemerintah setempat dalam hal tindak lanjut pasca restrukturisasi. "Tentu bagi buruh yang terkena imbas nantinya, hak-hak yang seharusnya mereka terima akan kami salurkan. Tentu lewat vendor masing-masing, karena kami berhubungan dengan vendor, bukan dengan buruh outsourchingnya secara langsung," ujarnya kepada wartawan Kabar Banten, Sigit Angki Nugraha.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat