kievskiy.org

Arab Saudi Belajar Teknologi Vaksin dari Bio Farma

ILUSTRASI vaksin.*/CANVA
ILUSTRASI vaksin.*/CANVA

BANDUNG, (PR).- Sejumlah negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI)/Organization of The Islamic Conference (OIC) belajar teknologi vaksin dan Cold Chain Management System (rantai dingin) dari PT Bio Farma (Persero). Salah satu negara yang sedang melakukan transfer pengetahuan teknologi vaksin dari Bio Farma adalah Arab Saudi.

Vice Chairman of OIC Vaccine Manufacturers Group, M. Rahman Rustan, mengatakan, Arab Saudi akan melakukan transfer pengetahuan untuk Vaksin Difteri dan Tetanus. Untuk kepentingan transfer teknologi tersebut, menurut dia, Bio Farma menyiapkan bahan aktif untuk dikirim ke Arab Saudi.

"Bahan aktif ini kemudian akan diproduksi untuk menjadi vaksin di Arab Saudi dan dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan di negara-negara Teluk," ujar Rahman, saat kunjungan delegasi negara anggota OKI di Bio Farma, Jln. Dr. Djundjunan, Bandung, Rabu, 2 Oktober 2019. 

Untuk proses transfer teknologi vaksin tersebut, tenaga ahli (expert) vaksin dari Bio Farma dikirim ke pabrik vaksin di Arab Saudi. Mereka dikirim untuk melakukan supervisi produksi bahan aktif menjadi produk jadi berupa vaksin.

Selain transfer teknologi, menurut dia, selama ini Bio Farma juga mengirim produk jadi berupa vaksin ke Arab Saudi. Vaksin yang dikirim adalah untuk kebutuhan imunisasi dasar, seperti Polio, Campak, Difteri, Tetanus, Pertusis, Haemophilus Influenza Tipe B (HIB), dan Hepatitis B.

Selain Arab Saudi, saat ini Senegal juga sedang melakukan penjajakan transfer pengetahuan teknologi vaksin dari Bio Farma. Senegal memang menjadi negara kedua setelah Indonesia yang produk vaksinnya diakui World Health Organization (WHO), tapi hanya satu jenis dan khusus untuk memenuhi kebutuhan di Afrika Tengah dan Afrika Barat.

"Transfer teknologi menjadi kerja sama jangka menengah yang dilakukan Bio Farma dengan negara-negara OKI untuk mencapai kemandirian produksi vaksin," ujarnya.

Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir, mengatakan, dari 57 negara OKI hanya 7 yang punya pabrik vaksin. Akan tetapi, dari jumlah tersebut hanya 2 yang diakui WHO yakni Senegal untuk satu jenis vaksin dan Bio Farma (15 produk vaksin). 

"Bio Farma sudah mengeskpor ke lebih dari 145 negara dan hampir 50 negara OKI," ujar Honeati.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat