PIKIRAN RAKYAT - Stok gula impor diperkirakan akan mulai didistribusikan ke pasar pada akhir Maret mendatang. Diharapkan hal itu akan mampu menstabilkan harga komoditas tersebut yang terus merangkak naik.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar Arifin M. Soedjayana mengatakan, berdasarkan informasi yang diperoleh dari pemerintah pusat, bahwa data stok terakhir yang dimiliki Pabrik gula yang berbasis tebu Per 9 Maret 2020 dilaporkan sekitar 150.000 ton.
Jumlah tersebut tersebar di gudang PG di seluruh Indonesia yang sebagian besar sudah dimiliki pedagang. Namun demikian Satgas Pangan tegas meminta dalam waktu 2 hari gula tersebut harus segera dikeluarkan dari gudang sebelum dilakukan tindakan lebih lanjut.
Dikatakan, menyikapi tingginya harga gula saat ini, Kementerian Perdagangan juga telah mengadakan rapat lanjutan dengan para perusahaan gula yang mendapatkan penugasan untuk mengimpor gula dalam rangka stabilisasi harga.
Selain itu juga telah meminta agar importir segera merealisasikan ijin impor dan mengolah nya menjadi GKP untuk segera disalurkan ke pasar tradisional dan khususnya ke ritel modern.
"Namun demikian mendatangkan raw sugar memerlukan waktu, maka diperkirakan hasil produksi gula eks impor baru dapat didistribusikan ke pasar pada akhir Maret atau awal April 2020," katanya di Bandung, Rabu, 11 Maret 2020.
Baca Juga: WNA Positif Corona Meninggal Dunia, 26 Pasien Positif COVID-19 Terus Membaik
Ia menambahkan, Menko Perekonomian juga telah memanggil menteri terkait pada Jumat 6 Maret kemarin dan meminta ada tambahan pasokan impor untuk gula. Rapat telah menyepakati akan ada tambahan pasokan impor sebelum Juni 2020.
Dewan Penasihat Pedagang Komoditi Agro Kabupaten Cirebon Surnita Sandi Wiranata mengatakan, terbatasnya stok gula saat ini dikarenakan jumlah pasokan dan petani tebu semakin turun. Hal itu dikarenakan tebu sudah tidak lagi menarik bagi petani, karena harganya tidak sebanding dengan jerih payah yang dikeluarkan.