kievskiy.org

IHSG dan Nilai Tukar Rupiah Menguat, Perry : Kepanikan Pasar Keuangan Global Mulai Mereda

IHSG dibuka menguat.*
IHSG dibuka menguat.* /ANTARA

PIKIRAN RAKYAT - Indeks Harga Saham Gabungan dan nilai tukar Rupiah menguat tajam pada perdagangan Kamis, 26 Maret 2020. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo meyakini bahwa hal itu menandakan kepanikan global akibat penyebaran Covid 19 sudah mereda.

"Dan apa yang kita alami (tekanan terhadap Rupiah dan IHSG) dalam dua pekan terakhir tidak terpisah dari kepanikan pasar keuangan global tadi," ujar Perry dalam konferensi pers secara virtual, Kamis, 26 Maret 2020.

IHSG ditutup menguat hingga 10,19 % atau 401,27 poin ke level 4.338,9. Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak pada kisaran 3.935,91 - 4.370,66.

Baca Juga: Lagi, Jumlah Pasien Positif Corona Asal Cimahi yang Meninggal Bertambah di RSHS Bandung

Sementara nilai tukar Rupiah di pasar spot ditutup menguat 195 poin atau 1,18 persen ke level Rp 16.305 per Dolar AS pada perdagangan Kamis 26 Maret 2020. Penguatan Rupiah tersebut merupakan yang tertinggi dibandingkan mata uang negara Asia lainnya.

Perry menilai, stimulus yang dikeluarkan negara maju mampu membantu nilai tukar Rupiah menguat dan IHSG berada di zona hijau. Langkah langkah bersama di berbagai negara maju untuk mengatasi dampak pandemi Covid 19 terhadap sektor keuangan dan ekonomi memberikan sinyal positif pada pasar.

Langkah langkah tersebut, misalnya senat Amerika Serikat yang menyetujui usulan paket stimulus sebesar 2 triliun Dolar AS. Sementara pemerintah Jerman telah menyetujui menggelontorkan stimulus fiskal sebesar 10 % dari PDB negaranya. 

Baca Juga: Tarif Cukai Sudah Ada, Tembakau Alternatif dan Rokok Elektrik Butuh Regulasi Produk

"Berbagai kebijakan tersebut mengurangi kepanikan dan membantu penguatan harga saham di berbagai negara. Langkah-langkah itu membantu kebijakan-kebijakan bank sentral di berbagai negara," ujarnya.

Dia mengatakan, BI selalu berada di pasar dengan melakukan intervensi, baik pada pasar spot, DNDF maupun membeli Surat Berharga Negara di pasar sekunder. Dalam kesempatan itu, Perry menegaskan, bahwa cadangan devisa Indonesia masih lebih dari cukup. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat