kievskiy.org

Adrian : Perlu Solusi Global untuk Atasi Krisis Ekonomi 2020

ILUSTRASI krisis ekonomi.*
ILUSTRASI krisis ekonomi.* /PIXABAY

PIKIRAN RAKYAT - Pandemi Covid-19 yang muncul sejak akhir 2019 hingga saat ini berpotensi menimbulkan krisis ekonomi di banyak negara, termasuk Indonesia. Krisis ekonomi global 2020 ini memiliki karakteristik yang berbeda jika dibandingkan krisis 1997-1998 maupun krisis ekonomi 2008.

Untuk mengatasinya, diperlukan solusi global. Pasalnya,  krisis ekonomi 2020 memiliki tiga dimensi besar, yakni wabah Covid-19, kebijakan sosio-politik untuk menekan penyebaran Covid-19 (social distancing dan phisical distancing) serta pengaruh negatif bagi perekonomian dunia. 

Hal itu dikatakan ekonom Adrian Panggabean dalam diskusi secara virtual bertema "Mendulang Profit dari Saham-Saham BUMN Pasca Covid-19", di Jakarta, Minggu 26 April 2020. Dalam diskusi itu juga tampil nara sumber lain, analis pasar Alfred Nainggolan.

Baca Juga: PSG Siap Bawa Pulang Kampung Paul Pogba dari Manchester United

Adrian menjelaskan, ketiga dimensi  tersebut saling berhubungan satu sama lain.  Tingkat pengaruh ekonomi ditentukan oleh bagaimana kebijakan sosial distancing maupun phisical distancing akan dilakukan dan dalam jangka berapa waktunya.  Sementara kebijakan social distancing akan ditentukan oleh kemampuan negara negara di dunia untuk mengatasi Covid-19.

Berdasarkan keterangan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ujar Adrian, diperkirakan vaksin untuk menangani pandemi Covid-19 baru bisa dilakukan 12-18 bulan ke depan.  "Ini artinya solusi global terhadap krisis ekonomi sekarang baru akan terjadi pada pertengahan 2021 atau pertengahan tahun depan," tutur Chief Economist CIMB Bank Niaga ini.

Adrian mengatakan, masalah yang dihadapi dalam menangani krisis ekonomi 2020 ini adalah terjadinya polarisasi di dunia.  Polarisasi itu antara lain terjadinya persaingan antara Rusia dengan OPEC, rivalitas antara Tiongkok dan Amerika Serikat, Eropa versus Eropa,  negara kaya dan negara miskin.  Polarisasi inilah yang membuat solusi secara global menghadapi sejumlah kendala yang harus terlebih dahulu diatasi. 

Baca Juga: Simpang Siur Soal Kesehatannya, Satelit Tangkap Kereta Khusus Miliki Kim Jong Un di Resor

Ia menyatakan, harga minyak dunia negatif baru terjadi pada krisis kali ini.  Permintaan dunia terhadap minyak dunia turun drastic, sehingga pertumbuhan ekonomi dunia akan mengalami penurunan. Berbagai lembaga keuangan internasional seperti IMF, Bank Dunia, ADB juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan terkoreksi secara tajam. 

Saham IT Jadi Unggulan

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat