kievskiy.org

Dampak Pandemi COVID-19, Lembaga Pembiayaan Perketat Penyaluran Kredit

ILUSTRASI kredit.*
ILUSTRASI kredit.* /PIXABAY

PIKIRAN RAKYAT - Lembaga pembiayaan mengakui memperketat penyaluran kredit sejak pemerintah mengumumkan kasus COVID-19 di Indonesia pada 2 Maret 2020. Hal itu berpengaruh pada penurunan laba perusahaan di kuartal I 2020.

Finance Director & Corporate Secretary BFI Finance, Sudjono, mengatakan, sebenarnya penyaluran kredit pada awal tahun cukup memiliki prospek. BFI Finance bahkan berhasil mencatat nilai pembiayaan baru sebesar Rp 3  triliun di dua bulan pertama 2020. 

"Namun sejak pengumuman Pemerintah atas terjadinya kasus positif COVID-19 di tanggal 2 Maret, kami memutuskan untuk memperketat penyaluran pembiayaan. Hal ini sebagai antisipasi atas kondisi ekonomi dan risiko bisnis yang timbul karena dampak dari pandemi ini di bulan-bulan mendatang,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa 28 April 2020.

Baca Juga: Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Lagi Warga Zona Merah Covid-19 untuk Tidak Salat Berjemaah

Dengan demikian, total peningkatan nilai pembiayaan baru pada kuartal I 2020 sebeaar Rp 4 triliun atau naik 20,7 % dari periode yang sama di 2019 sebesar Rp 3,4 triliun. Kenaikan ini turut mengerek nilai pendapatan perusahaan yang meningkat 10,1% menjadi Rp1,4 triliun. 

Meskipun demikian, total laba dilaporkan sebesar Rp 327,9 miliar atau turun 2,7% dibandingkan kuartal pertama 2019. Penurunan ini karena Perusahaan membentuk cadangan 70% piutang sebagai antisipasi penurunan ekonomi yang berpotensi meningkat kredit macet. 

"Per 31 Maret 2020, BFI Finance mencatatkan NPF (Non-Performing Financing) 1,1% sementara cadangan kerugian yang ada mencapai 3,1x NPF atau sekitar 3,55% dari nilai aset produktif Perusahaan. Jumlah ini diharapkan akan menjadi buffer untuk mengantisipasi pemburukan NPF di tengah pandemi Covid-19,” tutur Sudjono.

Baca Juga: BLT Covid-19, Iskan : Jauhkan Kedekatan Emosional dalam Pendataan Warga Miskin

Dia memaparkan, porsi produk pembiayaan kendaraan roda empat masih mendominasi dengan kontribusi sebesar 68,7% yang disusul dengan pembiayaan kendaraan roda dua sebesar 21,2%, alat berat dan mesin sebesar 8,7%. Sementara sisanya adalah pembiayaan dengan agunan properti (property-backed financing), serta pembiayaan syariah. 

Total piutang pembiayaan yang dikelola oleh Perusahaan tercatat sebesar Rp18,7 triliun, atau naik 3,1% dari sebelumnya sebesar Rp18,1 triliun. Kenaikan ini berkontribusi positif terhadap peningkatan total aset Perusahaan di kuartal pertama 2020 sebesar Rp19,7 triliun atau naik 6,6% year on year. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat