kievskiy.org

Kebangkitan Yuan Tinggal Menunggu 'Serangan' China di Saat AS dan Barat Bernafsu Lumpuhkan Ekonomi Rusia

Ilustrasi yuan.
Ilustrasi yuan. /Pixabay/PublicDomainPictures

PIKIRAN RAKYAT - Presiden Rusia, Vladimir Putin pernah memberi peringatan beberapa tahun lalu, bahwa obsesi AS terhadap sanksi yang dijatuhkan pada negaranya bisa merusak status dolar.

Dan ucapan Putin ini terjadi saat ini di tengah operasi khusus ke Ukraina, AS dan Barat ramai-ramai menjatuhkan sanksi pada Rusia.

Apa yang dilakukan Washington baru-baru ini, tanpa disadari membantu China mempromosikan yuan secara global.

Beberapa analis dan pakar ekonomi mengatakan, hal itu bisa terjadi jika Beijing mau melakukan "serangan" secara ekonomi.

Baca Juga: Respons Muhammadiyah Soal Transaksi Indonesia-Tiongkok Diganti Menjadi Yuan dan Rupiah

"Menteri Keuangan AS, Janet Yellen baru-baru ini menyatakan greenback tidak memiliki pesaing serius di dunia, tetapi klaim itu mungkin hanya angan-angan di pihak Washington," kata analis geopolitik, Brian Berletic.

"Dolar AS saat ini mungkin masih merupakan mata uang cadangan yang tangguh di seluruh dunia. Mereka memiliki kekuatan koersif yang luar biasa, keberhasilan mata uang cadangan di tempat pertama didasarkan pada stabilitas, keadilan relatif, dan keengganan untuk menggunakan kekuatan mata uang cadangan untuk memaksa atau memanipulasi negara secara terang-terangan," kata Berletic.

Dia menunjukkan bahwa terlepas dari kekuatannya, tindakan Gedung Putih baru-baru ini mendorong negara-negara di seluruh dunia untuk mencari alternatif.

Pada kenyataannya, alternatif sudah ada dalam bentuk euro dan yuan di atas segalanya seperti apa yang dikatakan Profesor ekonomi politik internasional dan studi global di Institut Internasional Italia, Lorenzo de'Medici, Fabio Massimo Parenti.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat