kievskiy.org

Kwichon, Peluang Kita Kembali ke Desa Saat Anak Muda Berkiblat ke Korea

Petani memisahkan padi dari kotoran dengan menggunakan bantuan angin di Kelurahan Tawaeli di Palu, Sulawesi Tengah, Jumat 7 Oktober 2022.
Petani memisahkan padi dari kotoran dengan menggunakan bantuan angin di Kelurahan Tawaeli di Palu, Sulawesi Tengah, Jumat 7 Oktober 2022. /Antara/Mohamad Hamzah

PIKIRAN RAKYAT - Korea Selatan tengah menghadapi fenomena baru dalam kehidupan kaum mudanya. Anak-anak muda di sana ramai-ramai pindah ke desa atau kwichon dan mayoritas memilih bekerja sebagai petani.

Pada 2021, sebanyak 378.000 orang pindah ke perdesaan, naik 15 persen dibandingkan 2015. Angka tersebut juga tertinggi dalam sedekade.

Mereka sengaja pindah ke desa karena kehidupan di perkotaan semakin mahal dan sulit terjangkau oleh daya beli mereka.

Harga rumah yang semakin membengkak membuat mereka kesulitan membeli rumah. Dengan realistis, mereka memanfaatkan peluang yang ada demi melanjutkan kehidupan.

Gambaran ini sangat bertolak belakang dengan apa yang terjadi di negara kita. Di Korea Selatan, anak muda perkotaan, karena berbagai faktor, ramai-ramai meninggalkan kota untuk menetap dan berkiprah menjadi petani di desa.

Sementara di negara kita, kaum muda perdesaan ramai-ramai pergi ke kota untuk menyongsong kehidupan yang lebih baik lagi.

Terkait hal itu, Entang Sastraatmadja selaku Ketua Harian DPD HKTI Jawa Barat menyampaikan pandangannya. Tulisannya dimuat dalam artikel yang dimuat di Harian Umum Pikiran Rakyat Edisi 11 Oktober 2022. Kepada pembaca yang bijak lagi bestari, selamat membaca.

***

Beberapa tahun belakangan ini, pemerintah kita mengenalkan Program Petani Milenial. Salah satu tujuannya, mengajak kaum muda kembali menjadi petani dalam suasana kekinian.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat