kievskiy.org

E-commerce Dorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional, Belanja Makanan dan Minuman Jadi yang Terbanyak

Ilustrasi belanja online dengan fitur live shopping.
Ilustrasi belanja online dengan fitur live shopping. /Pexels/photomix-company-230544

PIKIRAN RAKYAT - Perdagangan digital atau ecommerce semakin menunjukkan pertumbuhan setelah pandemi Covid-19. Bukan hanya jumlah usahanya yang meningkat, tapi juga transaksi perdagangannya.

Survei ecommerce yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa jumlah usaha ecommerce tahun 2022 tumbuh sebesar 4,46 persen. Jumlah itu menunjukkan ada 2.995.986 usaha perdagangan digital.

Survei yang bertajuk Statistik ecommerce 2022/2023 itu dirilis BPS pada 18 September 2023. Survei sejenis sudah dilaksanakan sejak tahun 2019. Survei tahun 2023 dilaksanakan di 34 provinsi dan 302 kabupaten/kota, dengan jumlah sampel sebanyak 4.252 Blok Sensus dan 31.753 usaha.

Survei itu menunjukkan bahwa ada sebanyak 82,97 persen usaha ecommerce memiliki pendapatan total di bawah Rp300 juta rupiah dan ada 0,21 persen yang di atas Rp50 miliar. Sementara, sekitar 16,82 persen merupakan usaha dengan nilai pendapatan antara Rp300 juta hingga Rp50 miliar.

Baca Juga: 7 Tips Belanja Online, Jangan Sampai Tertipu

Dari sisi geografis, usaha ecommerce terbanyak ada di Pulau Jawa yaitu 76,38 persen. Di Jawa Barat ada 21,45 persen, Jawa Timur 19,09 persen, Jawa Tengah 18,06 persen, DKI Jakarta 8,45 persen, DI Yogyakarta 5,81 persen, dan di Banten 3,52 persen.

Sebanyak 23,62 persen usaha ecommerce lainnya tersebar di provinsi-provinsi di luar Pulau Jawa. Usaha itu terdapat di Pulau Sumatera 11,03 persen, Kalimantan 4,41 persen, Bali dan Nusa Tenggara 4,19 persen, Sulawesi 3,66 persen, serta Maluku & Papua hanya 0,34 persen.
Jenis barang/jasa yang terjual pun beragam dalam kebutuhan rumah tangga. Penjualan makanan dan minuman adalah yang paling banyak yaitu 43,02 persen. Selanjutnya adalah produk fashion 15,04 persen, kebutuhan rumah tangga 8,11 persen, jasa transportasi 5,86 persen, serta kosmetika 5,37 persen.

Dorong pertumbuhan ekonomi nasional

Ringkasan data survei BPS itu menunjukkan bahwa masa pemulihan perekonomian Indonesia tahun 2022 tidak terlepas dari peran perekonomian digital. Apalagi saat masyarakat sudah semakin terbiasa degan gaya hidup new normal yang memperbanyak transaksi digital untuk meminimalisasi mobilitas masyarakat. Naiknya tingkat pertumbuhan ekonomi dari 3,70 persen (2021) menjadi 5,31 persen pada (2022) menjadi indikator pemulihan perekonomian Indonesia.

Pengamat ekonomi dari Universitas Pasundan, Acuviarta Kartabi, juga sepakat atas pengaruh dari ecommerce ke pertumbuhan ekonomi nasional. Apalagi karena perdagangan digital erat dengan konsumsi rumah tangga yang mendorong kenaikan produk domestik bruto (PDB) serta pertumbuhan ekonomi.

"Tentu akan berpengaruh, karena sifat model bisnis ecommerce itu adalah perdagangan, sehingga peningkatan transaksi ecommerce menunjukkan kenaikan di dalam perdagangan, baik volume maupun nilai. Pengembangan perdagangan juga akan mendorong kenaikan sisi penawaran, dalam hal ini output sektor-sektor usaha yang menghasilkan komoditas yang diperdagangkan tersebut," ucap Acuviarta di Bandung, Rabu, 20 September 2023.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat