PIKIRAN RAKYAT - Dunia saat ini sedang mewaspadai potensi naiknya harga minyak mentah dunia sebagai imbas dari perang Israel-Palestina. Kenaikan itu akan berdampak pada lonjakan harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia karena pasokannya pun mulai terganggu.
Padahal, saat ini, harga pangan di Indonesia sudah melonjak naik akibat perubahan iklim dan dampak El Nino. Panen produksi pangan menjadi lebih sedikit dan pasokan terganggu, sementara kebijakan impor belum mampu menurunkan harga pangan di pasaran.
Presiden Joko Widodo (Jokowi), pada awal pekan ini, juga mewanti-wanti kenaikan harga BBM secara global dan mewaspadai pasokan produk pangan akibat perubahan iklim. Ia mengatakan, perang Rusia-Ukraina yang belum selesai sudah membuat harga pangan naik, apalagi ditambah perang Israel-Palestina yang dampaknya akan terasa sampai ke perekonomian Indonesia.
Menurut pengamat ekonomi Acuviarta Kartabi, Indonesia sulit untuk terhindar dari perubahan iklim maupun situasi geopolitik yang tidak stabil saat ini karena peperangan Israel-Palestina dan Rusia-Ukraina. Ancaman terhadap perekonomian negara bahkan berasal dari jalur investasi dan perdagangan yang menjadi andalan dalam perekonomian.\
Baca Juga: Jokowi Heran Pemerintah Seperti Antiproduk dalam Negeri: Malah Trigger Ekonomi Negara Lain
"Ancaman itu terjadi melalui jalur investasi dan perdagangan yang kemungkinan akan terdampak dari kejadian-kejadian tersebut. Kita lihat saja pergerakan harga minyak dunia serta harga-harga komoditas pangan makin meningkat, sedangkan di sisi lain komoditas-komoditas tersebut merupakan bagian dari komoditas impor utama Indonesia saat ini," ucapnya di Bandung, Jumat, 20 Oktober 2023.
Dampak lanjutan kenaikan harga minyak dunia adalah pada kenaikan harga BBM yang akan semakin memperparah kondisi perekonomian di dalam negeri. Apalagi, hal tersebut bersamaan dengan kenaikan harga komoditas pangan. Efeknya, jelas akan terjadi kenaikan harga-harga komoditas baik langsung maupun tidak langsung.
"Kalau itu terjadi, pilihan-pilihan kita memang menjadi lebih sulit, terutama bersamaan dengan berlangsungnya tahun politik dan masih berlangsungnya ketidakstabilan perekonomian global," tuturnya.
Ditambahkannya, arah kebijakan makro yang dibuat pemerintah telah diarahkan untuk memperkuat stabilitas harga-harga komoditas atau inflasi. Oleh karena itu, saat ini pemerintah sedang berupaya mengatasi kenaikan harga beras dan berbagai kenaikan harga komoditas yang lain.