kievskiy.org

Ekspor Terhambat, UMKM Rumah BUMN Gencarkan Disversifikasi

Direktur Enterprise &Business Service PT Telkom Eka Witjara di Plasa Telkom, Soreang, Kabupaten Bandung, Jumat, 11 September 2020. Produk UMKM asal Kabupaten Bandung memiliki banyak ragam. Dari biji kopi asli Gambung, semprotan penyegar hijab, sedotan bambu, dan aneka minuman teh dari bunga-bungaan.
Direktur Enterprise &Business Service PT Telkom Eka Witjara di Plasa Telkom, Soreang, Kabupaten Bandung, Jumat, 11 September 2020. Produk UMKM asal Kabupaten Bandung memiliki banyak ragam. Dari biji kopi asli Gambung, semprotan penyegar hijab, sedotan bambu, dan aneka minuman teh dari bunga-bungaan.

PIKIRAN RAKYAT - Pandemi covid-19 memukul berbagai sektor, termasuk juga usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Sebagian UMKM yang telah memiliki pasar di luar negeri, atau ekspor skala kecil, kini pun turut terdampak.

Seperti pengakuan salah satu pemilik UMKM di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Nita Rohimah dari Swarga flower tea.

Baca Juga: PSBB Jakarta Akibatkan Kerugian Pasar Keuangan, Banggar DPR RI: Dukung Otoritas Bursa Trading Halt

“Di tahun kedua usaha, saya dapat pendampingan. Saya dibimbing agar penjualan lebih luas. Bahkan saya bisa ekspor ke Bangladesh,” tuturnya di sela pertemuan Rumah BUMN (RB) dari Sabang-Merauke secara virtual, yang bertuan rumah di Soreang, Kabupaten Bandung.

Sebanyak 43 RB yang tersebar di seluruh Indonesia, hadir secara tatap layar, dalam video conference dengan pusat di Plasa Telkom Soreang, Jumat, 11 September 2020.

“Produk saya yang powder asalnya kurang maksimal, karena masih menggunakan blender. Saya dapat dukungan dari CDC (Corporate Development Center) Telkom, akhirnya dapat buat produk yang lebih bubuk, eh buyer saya yang gagal kirim,” katanya.

Baca Juga: Ruang Isolasi Pasien Pandemi Covid-19 Diprediksi Penuh, Jadi Alasan Anies Kembali Berlakukan PSBB

Ada kecewa, ia mengakui, namun ia menyadari bahwa saat ini semua negara terhalang dalam saling mengirim barang selama pandemi.

Diakuinya, selama satu bulan pandemi ia sempat mencatat nol penjualan, dengan empat bulan berikutnya penjualan drop. Namun, ia lantas melakukan disversifikasi, dari bunga-bungaan yang biasa ia buat menjadi teh.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat