kievskiy.org

Nasib BSI Usai Muhammadiyah Tarik Dana Rp15 Triliun, Likuiditas Tergerus?

Bank BSI
Bank BSI //Youtube BSI/Tangkap Layar

PIKIRAN RAKYAT - Penarikan dana yang dilakukan Muhammadiyah dari Bank Syariah Indonesia (BSI) membuat publik penasaran terhadap nasib bank pelat merah tersebut. Sebab, dana yang ditarik bernilai fantastis, mencapai Rp15 triliun.

Jika penarikan dana Muhammadiyah dari BSI terjadi, likuiditas bank syariah terbesar di Indonesia itu pun diprediksi bakal tergerus.

Pada Kuartal I-2024, dana pihak ketiga (DPK) BSI mencapai Rp297 triliun atau tumbuh 10,43 persen secara tahunan. Sedangkan, pembiayaan BSI mencapai Rp247 triliun, naik 15,89 persen secara tahunan.

Muhammadiyah mengatakan bahwa penempatan dana terlalu banyak berada di BSI, secara bisnis dapat menimbulkan risiko konsentrasi. Sementara itu, di bank-bank syariah lain masih sedikit tingkat risikonya.

“Sehingga bank-bank syariah lain tersebut tidak bisa berkompetisi dengan margin yang ditawarkan oleh BSI, baik dalam hal yang berhubungan dengan penempatan dana maupun pembiayaan," kata Ketua PP Muhammadiyah Bidang Ekonomi, Bisnis, dan Industri Halal Anwar Abbas, Rabu 5 Juni 2024.

"Bila hal ini terus berlangsung, maka tentu persaingan di antara perbankan syariah yang ada tidak akan sehat dan itu tentu jelas tidak kita inginkan,” ujarnya menambahkan.

Likuiditas dan Kepercayaan Nasabah

Keputusan Muhammadiyah mengalihkan dananya dari BSI dinilai menimbulkan kekhawatiran. Terutama, tentang potensi efek domino dan risiko konsentrasi bagi nasabah BSI.

Pengamat menilai, penarikan dana besar oleh Muhammadiyah dapat berdampak pada likuiditas dan kepercayaan nasabah BSI. Dalam jangka pendek, kebijakan ini tentunya akan berdampak pada BSI.

Pasalnya, maraknya pemberitaan dan komentar akan menimbulkan pertanyaan bagi nasabah segala segmen. Sebab, risiko yang paling cepat memengaruhi bank adalah risiko pada saat terjadinya kejadian yang berpengaruh pada likuiditas.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat