kievskiy.org

5 Hal yang Mesti Dicatat Saat Terjadi Bencana Menurut Fiersa Besari, Donasikan Makanan Sarat Gizi

Tim SAR gabungan mengevakuasi jenazah korban yang tertimbun material guguran awan panas Gunung Semeru saat operasi pencarian korban di Desa Sumberwuluh, Lumajang, Jawa Timur, Senin, 6 Desember 2021. Berikut 5 hal yang mesti dicatat ketika terjadi bencana menurut musisi serba bisa, Fiersa Besari, salah satunya donasi makanan sarat gizi.
Tim SAR gabungan mengevakuasi jenazah korban yang tertimbun material guguran awan panas Gunung Semeru saat operasi pencarian korban di Desa Sumberwuluh, Lumajang, Jawa Timur, Senin, 6 Desember 2021. Berikut 5 hal yang mesti dicatat ketika terjadi bencana menurut musisi serba bisa, Fiersa Besari, salah satunya donasi makanan sarat gizi. /Antara/Zabur Karuru

PIKIRAN RAKYAT - Musisi serba bisa Fiersa Besari membagikan pelbagai poin yang mesti dicatat kala terjadi bencana.

Melalui unggahan Instagram miliknya, Fiersa Besari mengungkapkan, terdapat 5 hal yang harus dicatat bila terjadi bencana.

Fiersa Besari menegaskan, 5 poin yang mesti dicatat kala terjadi bencana ditujukan juga untuk dirinya supaya tidak lupa diri.

Dikatakan oleh pria yang aktif melakukan kegiatan luar ruang tersebut, bencana bukan sarana membuang barang bekas, sehingga menurut Fiersa Besari, orang yang berdonasi mesti memperhatikan kelayakan barang yang diberikan.

Baca Juga: Awan di Langit Jawa Timur Berubah Merah, BMKG Imbau Warga Tidak Panik

Bahkan dia membagikan cara yang lebih baik dalam mengumpulakan donasi untuk korban bencana.

Bencana bukan sarana untuk membuang barang-barang bekas. Perhatikan kelayakan barang yang akan kita beri sebagai manusia yang satu untuk manusia lainnya. Syahdan, ada cara lebih baik yang dicontohkan oleh beberapa kawan: Mengumpulkan baju bekas, mengobralnya dengan keterangan untuk donasi, lalu menyalurkan dananya untuk para korban,” kata dia, seperti dikutip dari unggahan Instagram @fiersabesari pada 14 Desember 2021, Fiersa Besari telah memberi izin Pikiran-Rakyat.com untuk memberitakan unggahannya.

Kata penulis buku Catatan Juang tersebut, sebisa mungkin masyarakat mendonasikan makanan yang lebih sarat gizi, lantaran menurutnya, mi instan hanya dikonsumsi pada awal pascabencana.

Mi instan hanya untuk darurat di hari-hari awal pasca bencana, bukan untuk terus-menerus. Sebisa mungkin, donasikan makanan yang lebih sarat gizi,” tuturnya menerangkan.

Baca Juga: Viral Perbandingan Tes SIM C di Indonesia dan Taiwan, Polisi Ungkap Alasan Tes di Tanah Air Lebih Sulit

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat