kievskiy.org

7 Fakta Luar Biasa tentang Peradaban Lembah Indus

Ilustrasi Peradaban Lembah Indus.
Ilustrasi Peradaban Lembah Indus. /Pxhere/

PIKIRAN RAKYAT - Dunia kuno terdiri atas 4 perabadan besar: China, Mesir, Mesopotamia, dan Peradaban Lembah Indus. Selain Lembah Indus, 3 perabadan lain sudah banyak diteliti oleh para ilmuwan. Namun, Lembah Indus atau yang disebut sebagai Peradaban Harappan punya peran penting dalam kemajuan peradaban.

Baru ditemukan kembali pada abad ke-20, fakta bahwa budaya damai di Lembah Indus yang tampaknya tidak terlibat dalam peperangan dan hanya menyisakan sedikit petunjuk tentang kematian akhirnya terus membingungkan para arkeolog dan sejarawan hingga hari ini.

Maka dari itu, untuk mengenal Peradaban Lembah Indus, berikut Pikiran-Rakyat.com rangkum 7 fakta luar biasa tentang Peradaban Lembah Indus.

Baca Juga: 7 Lagu Rock & Roll Terkenal Dunia yang Terinspirasi Alkitab

1. Ukuran dan Populasi

Peradaban Lembah Indus membentang sekitar 486.289 mil persegi (1.260.000 kilometer persegi) di seluruh India Modern, Afghanistan, dan Pakistan. Sementara lebih dari 1.056 pusat kota dan desa Peradaban Lembah Indus telah teridentifikasi. Hanya 96 di antaranya yang telah digali.

Banyak dari kota-kota tersebut terutama tersebar di wilayah yang luas di Sungai Indus dan Ghaggar-Hakra dan aliran-alirannya yang lebih kecil. Kota-kota terbesar, rumah bagi lebih dari lima juta orang, adalah Rakhigarhi, Harappa, Ganweriwala, Dholavira, dan Mohenjo-daro.

Pemukiman paling awal di Lembah Indus, Mehrgarh, didirikan sekitar 7000 SM. Sebagian besar penduduk Lembah Indus adalah pengrajin dan pedagang yang sebagian besar tinggal di pedesaan. Karena desa-desa ini dibangun dari bahan yang mudah rusak, termasuk lumpur dan kayu, cara hidup dan budaya sehari-hari mereka hilang dengan sedikit atau tanpa jejak selama berabad-abad.

Baca Juga: Ketahui 7 Tanda Psikopat, Mulai dari Sering Gonta-ganti Pasangan hingga Kecanduan Adrenalin

2. Perencanaan Kota

Peradaban Lembah Indus memamerkan kota-kota yang dirancang pertama di dunia, disusun dalam pola kisi-kisi, dengan jalan-jalan yang melintasi sudut siku-siku. Kemajuan dalam perencanaan kota ini lebih tua daripada Hippodamus di era Miletus, yang oleh banyak orang dianggap sebagai "bapak perencanaan kota Eropa".

Jalan-jalan utama setiap kota dibangun dalam jalur Utara-Selatan sementara jalan-jalan sekunder dibangun dalam jalur Timur-Barat. Selain dirancang dengan sangat baik, kota-kota ini memiliki sistem drainase yang sangat baik, dan semuanya mengikuti pola dan tata letak yang serupa. Bahkan batu bata rumah memiliki dimensi yang persis sama.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat