kievskiy.org

Multiverse di Film Everything Everywhere All at Once dalam Pandangan Sains

Cuplikan film Everything Everywhere All at Once.
Cuplikan film Everything Everywhere All at Once. /Dok. ABGO Production

PIKIRAN RAKYAT – Everything Everywhere All at Once sukses mendominasi ajang Piala Oscar 2023. Film itu memboyng 7 piala dari beberapa nominasi yang didapat.

Bertema multiverse, film ini berkisah tentang Evelyn (Michelle Yeoh) yang terkoneksi dengan versi dirinya di realita lain demi mencegah kehancuran dunia multi-semesta.

Konsep multiverse saat ini sedang ramai diangkat di layar lebar, selain Everything Everywhere All At Once, ada pula film-film dari Marvel Cinematic Universe yang mengusung konsep serupa.

Lantas bagaimana penjelasan film Everything Everywhere All at Once berdasarkan sains?

Baca Juga: Sinopsis Everything Everywhere All at Once, Film Pemborong Piala Oscar 2023

Dilansir dari Smithsonian Magazine, konsep multiverse dalam sains dapat ditinjau dari sudut pandang dua teori fisika, yaitu inflasi kosmik dan mekanika kuantum.

Dalam teori inflasi kosmik, saintis percaya bahwa alam semesta mengembang secara eksponensial tak lama setelah even Big Bang. Perluasan ini terjadi sangat cepat dan hanya memakan waktu 1-32 detik, lebih cepat dari kecepatan cahaya. Karena terjadi secara terus-menerus, ilmuwan percaya bahwa inflasi kosmik tidak pernah berhenti alias berlangsung abadi.

Selama alam semesta mengembang dalam inflasi kosmik yang abadi, akan ada big bang atau ledakan-ledakan besar lain yang menghasilkan semesta lain dalam jumlah yang tak terhingga.

Keberadaan alam semesta lainnya secara hipotesis diibaratkan seperti gelembung yang terpencar di luar angkasa. Tiap semesta mungkin saja memiliki hukum fisika yang berbeda dengan dunia kita. Saat dua atau lebih semesta yang berbeda ini tak sengaja bersinggungan, maka dari situ lah konsep multiverse muncul.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat