PIKIRAN RAKYAT – Upaya protes warga dunia terhadap pembantaian di Gaza, kini melahirkan gerakan baru di media sosial yang meletus dalam beberapa hari terakhir. Gerakan tersebut diberi nama Blockout 2024, menargetkan selebritas dan tokoh dunia yang dipandang tidak peka atau bahkan mendukung pembunuhan massal oleh penjajah Israel di Palestina.
Para ahli memandang aksi pemblokiran ini lebih efektif sebagai strategi protes daripada sekadar berhenti mengikuti (unfollow) akun para selebritas. Dikutip dari Aljazeera, profesor di Northwestern University di Qatar, Eddy Borges-Rey mengatakan jika hanya berhenti mengikuti selebritas, pengguna media sosial sekadar berhenti melihat unggahan mereka di feed. Konten mereka masih bisa diakses secara tidak langsung, salah satunya dengan muncul melalui halaman pencarian. Sebaliknya jika diblokir, akses untuk melihat aktivitas akun mereka terputus.
"Para selebritas sangat bergantung kepada visibilitas untuk menarik dan mempertahankan iklan," kata Borges-Rey.
Ahli yang meneliti media sosial dan algoritma ini juga menjelaskan, aksi blokir selebritas efektif mengurangi jumlah audiens dan mendorong algoritma media sosial untuk tidak memprioritaskan konten mereka. Semakin banyak orang memblokir selebritias, maka unggahan mereka menjadi kurang terlihat di seluruh platform, termasuk bagi pengguna yang belum memblokir mereka.
“Jika seseorang memblokir selebriti, mereka benar-benar memutuskan semua interaksi dengan konten mereka," ujarnya.
"Pengurangan visibilitas dapat menyebabkan pengiklan menganggap selebriti itu kurang berharga, berpotensi mengurangi besaran harga iklan yang akan mereka bayarkan, sehingga secara langsung memengaruhi pendapatan iklan mereka," ujar Borges-Rey menambahkan.
Tak lama sejak gerakan ini mencuat, Lady Gaga, Selena Gomez, Zendaya, Kim Kardashian, Kylie Jenner, Rihanna, Beyonce, dan lainnya kehilangan jutaan pengikut baik di Instagram maupun X.
Blockout 2024
Blockout 2024 merupakan gerakan yang mendesak pengguna media sosial memblokir akun selebritas dan tokoh dunia yang tetap bungkam melihat krisis kemanusiaan di Gaza dan Rafah, Palestina. Gerakan tersebut muncul dipicu rasa frustasi pengguna media sosial di seluruh dunia terhadap selebritas yang enggan menggunakan pengaruhnya untuk bicara soal situasi mencekam di Gaza dan Rafah.
Tujuan dari aksi Blockout 2024 adalah menghentikan aliran pendapatan (iklan dan monetisasi) hingga popularitas para selebritas, sekaligus memberi mereka tekanan sosial agar tergerak untuk menyuarakan kondisi kemanusiaan di Palestina.