SCABIES atau Kudis adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau mikroskopis yang disebut Sarcoptes scabiei var yang bersarang dalam kulit serta membuat iritasi, ruam dan gatal-gatal. Tungau ini hanya bersarang pada si penderita dan menyebar melalui kontak langsung dengan orang lain atau dengan paparan benda yang terinfeksi. Dikutip dari laman Boldsky, Kamis 11 Agustus 2016, tungau ini sangat menular. Individu yang terinfeksi kudis dapat menyebarkan tungau ini ke banyak orang. Di masa lampau, kudis sering dikaitkan dengan kebersihan yang kurang terjaga dan gaya hidup yang tidak sehat. Namun saat ini penelitian telah membuktikan bahwa kudis tidak ada hubungannya dengan kesehatan. Penyakit kudis dapat menginfeksi individu dari segala usia, tanpa memandang jenis kelamin. Pada umumnya, anak-anak terkena kudis karena interaksi mereka dengan teman sekelas dan teman lainnya. Orang tua juga rentan terkena kudis, karena sering berinteraksi dengan orang lain. Ketika tungau sudah masuk ke dalam kulit, mereka akan merajalela di kulit manusia. Tungau betina akan menggali ke dalam kulit dan menempatkan telur mereka di sana. Setelah dua atau tiga hari, telur tersebut akan berubah menjadi larva dan muncul di permukaan kulit. Larva tadi terus berkembang menjadi tungau dewasa yang bersembunyi di dalam kulit. Penting untuk diingat bahwa penyebab utama kudis bukan dari tungau, melainkan alergi terhadap kotoran dan telur tungau. Tungau memakan darah manusia dan mengontaminasi kulit dengan gigitan mereka. Infeksi kudis juga disebabkan oleh zat beracun yang dikeluarkan oleh tungau. Racun yang dihasilkan oleh tungau tidak dapat ditoleransi tubuh manusia. Hal ini menyebabkan iritasi parah, ruam, bisul dan lecet pada kulit. Meskipun penyebab kudis tidak dapat dicegah, pengobatan untuk kudis cukup efektif. Obat tersebut terdiri dari krim medis lokal, gel dan lotion yang dioleskan pada seluruh permukaan kulit. Tungau akan tumbang hanya dalam beberapa hari dengan pengobatan yang tepat. (Wahyu Abdurohman/Netta Viani Dewi)***