kievskiy.org

3 Benteng yang Wajib Dikunjungi di Kota Gorontalo

GORONTALO, (PR).- Berbagai kota di Indonesia pernah menjadi markas penjajah. Bila ada markas penjajah, maka ada pula benteng yang dibangun untuk menjadi tempat pertahanan ataupun bersembunyi.

Kota Gorontalo di Provinsi Gorontalo memiliki tiga benteng yang masih berdiri kokoh yang sekarang menjadi tujuan wisata menakjubkan. Ketiga benteng itu lokasinya berdekatan, dan menjadi satu kawasan cagar budaya yang dilindungi dan dilestarikan. Lokasinya ada di Kelurahan Dembe I, Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo.

Ketiga bentengnya masih kokoh berdiri di puncak bukit. Menuju ke benteng pertama, kita memang harus menaiki ratusan anak tangga yang jumlahnya mencapai 351 anak tangga!  Akan tetapi, kalau tidak mau menaikinya, pemerintah setempat sudah membangun akses jalan sehingga kita bisa langsung mencapai ke benteng.

Karena posisi ketiganya ada di atas bukit, dari atasnya kita bisa melihat hamparan Danau Limboto dan pemandangan ke arah Kabupaten Gorontalo. Nah, apa saja ketiga benteng itu?
 

1. Benteng Otahiya

Mau berjalan kaki ataupun menggunakan mobil, benteng yang pertama kali ditemui adalah Benteng Otahiya. Ota artinya benteng, dan Ohihiya adalah adalah nama istri Naha (yang menemukan benteng Otanaha). 
Otahiya didirikan pada tahun 1525 dan ditemukan lagi pada tahun 1585. Benteng ini dibangun sebagai tempat perlindungan dan pertahanan untuk melawan penjajah Portugis.
 

2. Benteng Otanaha

Benteng Otanaha diperkirakan sebagai benteng yang tertua dilihat dari campuran kapur dan putih telur burung maleo. Namun, dari catatan cagar budaya, benteng ini sama-sama didirikan 1525 dan ditemukan lagi 1585.

Nama Otanaha dipilih karena yang menemukan bernama Naha. Jadi, Otanaha berarti benteng yang ditemukan Naha. Ia dibangun juga untuk perlindungan dan pertahanan melawan Portugis.
 

3. Benteng Ulupahu

Benteng ini berposisi agak ke bawah. Jadi, setelah dari Benteng Otanaha, kita harus menyusui sekitar 100 anak tangga lagi untuk mencapai Benteng Ulupahu.

Ulupahu berasal dari kata Ulu atau Uwole yang berarti "milik dari". Sedangkan Pahu berarti "anak". Jadi seolah-olah, benteng itu merupakan benteng milik anak dari Naha dan Ohohiya. Benteng ini pun dibangun dan ditemukan dalam tahun yang sama, serta fungsi yang sama. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat