kievskiy.org

Obat Nuklir Kini Dikembangkan untuk Deteksi dan Obati Kanker Prostat, Simak Penjelasannya

Ilustrasi.
Ilustrasi. /Pixabay/derneuemann

PIKIRAN RAKYAT - Kanker prostat merupakan penyakit yang bisa menjadi ancaman bagi kaum pria jika tidak segera dicegah. Bahkan, meski tidak menular, akan tetapi penyakit ini paling mematikan bagi mereka.

Diketahui, pada tahun 2020 lalu ada sekitar 1,4 juta kasus baru kanker prostat di seluruh dunia. dan di Indonesia, ada sekitar 13.000 kasus baru kanker prostat dan kematian karena kanker tersebut juga mencapai sekitar 4.800 kasus.

Berdasarkan laporan, usia rata-rata penderita kanker prostat adalah 67 dan 18 tahun. Tetapi, hal yang perlu menjadi perhatian saat ini bahwa sekitar 60 persen penderita prostat ketika berobat sudah pada stadium tinggi.

Dalam kondisi stadium 4 atau stadium lanjut ini, tentunya harapan hidup bagi pasien penderita penyakit kanker prostat semakin kecil.

Baca Juga: Kesaksian Ayah Hanna Kirana Jelang Putrinya Meninggal: Sebelum Berpulang Dia Nangis di Pelukan Saya

Namun, dari penelitian yang termasuk dalam Prioritas Riset Nasional (PRN), mengembangkan suatu obat nuklir yang spesifik untuk mendeteksi dan mengobati kanker prostat yaitu obat nuklir injeksi Lutesium-177-Prostate Specific Membrane Antigen-617 (Lu-177-PSMA-617).

Dikatakan pula bahwa pada permukaan sel kanker prostat ditemukan suatu protein yang jumlahnya banyak bernama PSMA. Protein PSMA ini digunakan sebagai target dalam pengobatan kanker prostat.

Kemudian, salah satu kelebihan obat nuklir ini adalah cairan injeksi hanya akan mengobati sel-sel kanker prostat, tanpa mengakibatkan efek berbahaya pada sel-sel sehat atau normal.

Di sisi lain, kelemahan pengobatan kanker konvensional ini memiliki risiko seseorang bisa terkena kanker prostat akan meningkat saat laki-laki berusia 45 tahun ke atas dengan riwayat kanker prostat di keluarganya dan faktor genetik.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat