kievskiy.org

Kipas-kipas Singkirkan Hambatan

SEORANG penari tampil dengan properti kipas saat beraksi di panggung
SEORANG penari tampil dengan properti kipas saat beraksi di panggung

KIPAS (hihid bahasa Sunda), biasa digunakan untuk mencari angin. Ketika cuaca panas, kipas digunakan untuk mendatangkan angin hingga udara jadi segar. Fungsinya tidak jauh beda ketika kipas digunakan para tukang sate, agar ada angin untuk membantu pembakaran.

Tapi hihid -- kipas tradisional -- ini ternyata bisa menjadi properti untuk aksi panggung para penari. Di tangan para penari muda itu, kipas jadi membantu tiap gerakan makin eksotik. Para penonton di sepanjang jalan Dago (Djuanda) Kota Bandung sangat dibuat takjub oleh setiap gerakan penari.

Namun gerakan gemulai kipas yang dibawakan para penari, tidak melulu untuk mendatangkan angin. Bisa juga diartikan mengipaskan kotoran-kotoran yang ada, jauh pergi tidak hinggap lagi. Generasi muda mencanangkan, membuang hal-hal yang negatif.

Wajah-wajah yang semangat itu tentu punya harapan tinggi dengan menggenggam kipas. Mereka akan menyingkirkan hal-hal yang menjadi hambatan. Mereka masih punya ruang yang panjang, wajar langkahnya tidak ingin tersandung.

Para penari tampil seenerjik mungkin saat akan mengikuti puncak peringatan Hari Tari se-Dunia atau "World Dance Day", yang telah ditetapkan oleh Unesco pada 29 April 1982 silam. Kostum warna-warni dari para penari, makin menambah kecantikan gemulai mereka.

Saat ribuan penari dari 18 kabupaten/kota sanggar tari se-Jabar dan luar Jabar itu mulai menunjukan kekompakannya menari Ronggeng Geber. Riuh suara penonton pun memecah suasana di area bebas kendaraan tersebut. Ada yang menyemangati, tidak sedikit pula yang merekam aksi tersebut untuk diunggah di media sosial.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat