LEWAT pergelaran tari kontemporer, Indonesia Dance Company (IDCO) ingin menunjukan rasa cinta terhadap Indonesia. Dalam judul pertunjukan Untukmu Indonesiaku, IDCO mengemas 10 tarian yang dipentaskan di Gedung Kesenian Jakarta, Jalan Gedung Kesenian, Jakarta, Jumat sampai Minggu, 27-29 September 2019. Pertunjukan Untukmu Indonesiaku menjadi pergelaran keempat setelah sebelumnya IDCO menyelenggarakan We Dance (2016), Danceventure (2017), dan It's... Showtime (2018).
Penggagas sekaligus Direktur Artistik IDCO Claresta Alim mengungkapkan, ide menggelar pertunjukan Untukmu Indonesiaku tercetus saat dia bertanya kepada dirinya sendiri, apa yang bisa dia berikan untuk Indonesia. Dari situ, bersama IDCO, Claresta ingin berkontribusi lewat karya.
"Melalui pergelaran yang kami selenggarakan, kami juga ingin menebarkan rasa cinta terhadap bangsa dan negara ini. Tema Untukmu Indonesiaku berkaitan dengan keinginan untuk memberikan karya terbaik kami untuk Indonesia," tutur Claresta.
Claresta mengaku senang karena antusiasme masyarakat terhadap pertunjukan tari kontemporer makin tinggi. Untuk itulah, IDCO menggelar Untukmu Indonesiaku sampai tiga hari. Di tahun-tahun sebelumnya, tiket pertunjukan selalu habis.
"Di tahun lalu kami sempat membawa pertunjukan tari ke Surabaya untuk penggalangan dana korban bencana alam di Palu. Pertunjukan itu dihadiri sekitar 1.000 penonton, dan dana yang terkumpul sangat besar. Ini menjadi bukti kalau apresiasi masyarakat terhadap pertunjukan seni, khususnya tari kontemporer sangat baik," ujar Claresta yang merupakan cucu dari tokoh balet Indonesia, Marlupi Sijangga.
Di pertunjukan Untukmu Indonesia, para penonton akan menyaksikan sejumlah tari kontemporer dengan dasar balet. Tarian yang ditampilkan yaitu Unity for One, Malin Kundang, Grand Pas De Deux from The Nutcracker, Don Quixote Suite, Ulun Enggang Ku, Memory, Untukmu Indonesia, Diyanti, Prison, dan Selendang Asmara. Para penari telah menyiapkan pertunjukan Untukmu Indonesia sejak Maret 2019.
Pada pertunjukan khusus untuk wartawan, Kamis, 26 September 2019, ditampilkan lima tarian, yaitu Grand Pas De Deux from The Nutcracker, Don Quixote Suite, Memory, Diyanti, Prison, dan Selendang Asmara. Lewat lima tarian ini, para penari di IDCO bersuara tentang banyak hal.
Misalnya tarian Diyanti yang menceritakan tentang perempuan. Tarian ini dirancang Siko Setyanto. Koreografer dari IDCO, Jonatha Pranadjaja mengungkapkan, tari Diyanti memperlihatkan situasi sosial perempuan di Indonesia. Sampai saat ini, perempuan selalu dianggap kalah dari laki-laki. Padahal, hati perempuan seperti matahari karena selalu menyinari sekitarnya.