BEBERAPA hari terakhir, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat suhu panas di siang hari di Indonesia yang terasa lebih panas dari biasanya. Sejak 19 Oktober lalu, suhu maksimum dapat mencapai 37 derajat Celcius. Bahkan, suhu mencapai 38 derajat Celcius tercatat terjadi di Makassar. Kondisi ini diperkirakan akan tetap terjadi hingga beberapa waktu ke depan.
Heat stroke menjadi salah satu penyakit yang banyak diperbincangkan mengacu pada fenomena tersebut. Heat stroke adalah kondisi ketika tubuh mengalami peningkatan suhu secara drastis hingga mencapai 40 derajat Celcius atau bahkan lebih.
Heatstroke biasanya terjadi saat seseorang menerima paparan suhu panas dari lingkungan sekitar di luar batas toleransi tubuhnya. Misalnya, saat cuaca sedang sangat terik. Meski cuaca begitu panas, namun bukan berarti seseorang lantas pasti mengalami heat stroke.
Dalam kondisi normal, manusia dapat menjaga suhu tubuh walaupun terjadi perubahan suhu lingkungan. Hal ini karena manusia dapat melepas panas saat suhu tubuh mulai meningkat dan menyimpan panas saat suhu menurun. Ketika panas yang timbul melebihi kemampuan tubuh untuk melepaskan panas tersebut, suhu tubuh akan meningkat dan menyebabkan terjadinya heat stroke.
![](https://static.pikiran-rakyat.com/public/medium/public/2019/04/6WfyUMB6Y2xZNY6pTMgqHcOFnsIUBRYRfPzsPp7A.jpeg)
Peningkatan suhu tubuh memiliki efek yang membahayakan. Suhu yang meningkat dapat menyebabkan kerusakan protein, lipoprotein, dan lemak yang merupakan zat penyusun sel-sel tubuh. Suhu yang tinggi dapat menimbulkan kegagalan fungsi berbagai organ, seperti hati, ginjal, dan otot, hingga menyebaban kematian.
Hingga kini, banyak mitos yang keliru mengenai heatstroke di kalangan masyarakat. Dokter Spesialis Bedah Saraf di Santosa Hospital Bandung Kopo, Hasan Baraqbah, Sabtu, 26 Oktober 2019, menjelaskan fakta dan mitos mengenai heat stroke berikut ini.
1. Heat stroke hanya bisa terjadi akibat cuaca panas: Mitos.
Faktanya, olahraga atau aktivitas fisik berlebih juga bisa menjadi penyebab munculnya heat stroke. Karena heat stroke merupakan kondisi gawat darurat yang memerlukan penanganan segara, maka penting bagi penderitanya untuk mengetahui tanda-tanda dari kondisi tersebut, dan bagaimana cara menanganinya.
Hasan menuturkan, ada beberapa tanda dan gejala seseorang mengalami heat stroke. Di antaranya, mengalami demam tinggi hingga 40 derajat Celcius, berkeringat deras, dan sakit kepala berupa kepala terasa ringan dan berkunang-kunang, disertai ketidaknyamanan.