kievskiy.org

Kampong Gelam, Kampung Melayu Asli yang Instagramable

KAMPONG Gelam, SIngapura.*
KAMPONG Gelam, SIngapura.* /RIRIN NUR FEBRIANI/PR

 

WAKTU masih menunjukkan pukul 08.00 Singapura, deretan toko belum juga buka. Namun, kawasan itu sudah ramai pengunjung.

Seorang perempuan muda berpose di pelataran toko unik, teman pria-nya sigap mengabadikan momen. "Dagunya kurang ngangkat jadi kelihatan 'double chin', foto lagi ya," pinta perempuan tersebut. Sudah pasti turis dari Indonesia nih.

Tak berselang lama, rombongan ibu-ibu etnis Tionghoa turun dari bus pariwisata. Dengan bahasa mandarin, pemandu wisata mengajak para turis itu berfoto bersama di depan mural warna-warni. Setelah itu, mereka masuk ke sebuah restoran melayu untuk sarapan.

Baca Juga: Kendati Siap Lepas Status Ibu Kota Negara, Jakarta Harus Tingkatkan Kolaborasi dengan Jabar

Ada juga kelompok turis asing memperhatikan penjelasan di depan mesjid megah nan mewah. Sesekali mereka memotret aktifitas warga di tempat ibadah umat muslim sebagai salah satu mesjid tertua di Singapura.

Makin malam, terasa makin ramai. Warga muslim beribadah, turis berbelanja, hingga anak muda nongkrong di cafe dan bar.

Ya, kawasan itu bernama Kampong Gelam. Tempat dimana wisatawan dapat memanjakan lidah, memilih produk tradisonal hingga trendi, sambil menambah khasanah budaya dan sejarah Islam dan Melayu di Singapura.

Baca Juga: Dishub Jabar Berikan Tips untuk Libur Natal dan Tahun Baru

Kampong Gelam, sering disebut "Glam", dulunya merupakan desa nelayan di tepi Rochor River. "Kawasan ini menjadi tempat perdagangan bagi komunitas muslim," ujar Azrulnizam Shah, Direktur Eksekutif Singapore Malay Chamber of Commerce and Industry kepada wartawan Pikiran Rakyat sebagai peserta Indonesia Journalists Visit Programme di Singapura, 13 November 2019.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat