kievskiy.org

Kenali Penyebab, Tanda, dan Gejala Terjadinya Kelumpuhan Tidur atau Ketindihan

ILUSTRASI tidur.*
ILUSTRASI tidur.* /Pexels Pexels

PIKIRAN RAKYAT – Kelumpuhan tidur atau biasa disebut dengan “ketindihan”, yang sering terjadi pada bayi, remaja, hingga orang dewasa ini ternyata memiliki penyebabnya.

Saat tidur tubuh menjadi rileks dan otot sukarela tidak bergerak. Hal ini mencegah orang untuk melukai diri sendiri karena memerangi mimpi.

Kelumpuhan tidur juga melibatkan gangguan atau fragmentasi dari siklus tidur Rapid Eye Movement (REM).

Baca Juga: Usai Sejumlah Anggota Parlemen, Menteri Kebudayaan Prancis Jadi Pejabat Terbaru Terpapar COVID-19

Tubuh bergantian antara gerak mata cepat (REM) dan gerak mata tidak cepat (NREM), menurut artikel Medical News Today yang dikutip Pikiram-Rakyat.com.

Satu siklus REM-NREM berlangsung sekitar 90 menit dan sebagian besar waktu yang dihabiskan untuk tidur adalah NREM.

Sela NREM tubuh rileks dan selama REM, mata bergerak cepat, tetapi tubuh rileks dan mimpi juga terjadi saat hal ini.

Baca Juga: Akhirnya Bertemu, Sikap Meghan Markle pada Kate Middleton Jawab Kabar Perseteruan Mereka

Dalam kelumpuhan tidur, transisi tubuh dari tidur REM tidak selaras dengan otak. Kesadaran orang itu terjadi, tetapi tubuh tetap dalam kondisi tidurysng lumpuh.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat