kievskiy.org

Jelajahi Desa Dokan, Mutiara Tersembunyi di Kawasan Danau Toba

Desa Dokan di Sumatera Utara adalah salah satu desa wisata yang mengangkat jejak sejarah peradaban Karo sebagai objek wisata.
Desa Dokan di Sumatera Utara adalah salah satu desa wisata yang mengangkat jejak sejarah peradaban Karo sebagai objek wisata. /dok. Kemenparekraf


PIKIRAN RAKYAT -
Desa Dokan adalah salah satu desa wisata
yang mengangkat jejak sejarah peradaban Karo sebagai objek wisata. Letak Desa Dokan begitu strategis, yaitu berada di antara Medan dan Danau Toba, tepatnya di Merek, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Untuk sampai ke desa ini Anda cukup menempuh perjalanan sekitar 2 jam dari Medan.

Berkunjung ke Desa Dokan bisa membawa Anda pada awal peradaban orang Karo, itulah mengapa desa ini disebut sebagai ‘Desa Budaya Dokan’. Awal peradaban orang Karo yang ditampilkan Desa Dokan dimulai dari rumah adat, nilai-nilai tradisi, ritual leluhur, hingga diadakan festival tahunan untuk memikat para wisatawan lokal maupun wisatawan asing. 

Sambil merencanakan untuk #MenyapaDesa Dokan, jangan lupa ikutan PUKIS atau Pesona Punya Kuis setiap hari Selasa yang diadakan dua minggu sekali. Caranya? Follow akun Instagram @pesona.indonesia lalu like postingan terbaru PUKIS pada feed. Jawab pertanyaan di kolom komentar dan jangan lupa mention 3 temanmu untuk ikutan kuis ini, ya! Raih ragam hadiah menarik dari Pesona Indonesia. 

Inilah 3 hal yang bisa Anda lakukan saat menjelajahi Desa Dokan untuk mengenal jejak peradaban Karo!

1. Mengunjungi Rumah Adat Khas Karo

Rumah adat Karo di Desa Dokan, Kab. Karo, Sumatera Utara.
Rumah adat Karo di Desa Dokan, Kab. Karo, Sumatera Utara.

Sebagai desa budaya, Desa Dokan memiliki 7 rumah adat yang masih asri, walaupun usia rumah adat tersebut sudah ratusan tahun. Rumah adat Karo di Desa Dokan, terbagi menjadi 2 jenis, yaitu siwaluh jabu dan siopat jabu. Pembagian tersebut berdasarkan jumlah keluarga yang menempati rumah adat.

Rumah adat siwaluh jabu dihuni oleh 8 keluarga, sedangkan rumah adat siopat jabu dihuni oleh 4 keluarga. Masing-masing penghuni rumah adat tersebut biasanya masih memiliki pertalian kekerabatan.

Baca Juga: Putusan Sidang Kode Etik Raden Brotoseno Ditinjau Ulang, Tata Janeeta: Semua Akan Indah pada Waktunya

Pembagian tempat tinggal di dalam rumah adat berdasarkan sekat-sekat rumah yang telah dibagi rata. Jumlah tempat tinggal ini dihitung dari jendela yang ada pada rumah adat tersebut. Meski tinggal bersama dalam 1 rumah, antara keluarga satu dengan keluarga lainnya tidak akan saling mencampuri urusan keluarga masing-masing.

Keunikan rumah adat khas Karo tidak hanya sampai di situ. Rumah panggung ini memiliki fungsi masing-masing, seperti bagian bawah diisi oleh ternak, bagian tengah rumah diisi manusia sebagai tuan rumah, dan bagian atas adalah tempat penyimpanan mereka, baik kayu bakar, hasil ladang, hasil belanja, dan lain sebagainya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat