kievskiy.org

Cara Membedakan Nyeri Dada Akibat GERD, Asma, dan Penyakit Jantung, Simak Penjelasannya

Ilustrasi. Simak perbedaan nyeri dada akibat GERD dan jantung.
Ilustrasi. Simak perbedaan nyeri dada akibat GERD dan jantung. /PIXABAY PIXABAY

PIKIRAN RAKYAT - Nyeri dada sering dikaitkan dengan penyakit jantung. Padahal, nyeri dada juga bisa disebabkan oleh beberapa penyakit lain.

Nyeri dada pada penyakit jantung biasanya dipicu oleh latihan atau aktivitas berat yang dilakukan. Selain itu, ada juga faktor lain misalnya diabetes, usia lanjut, dan hipertensi.

Penyakit jantung terjadi akibat adanya permasalahan pada kardiovaskular.

Berikut beberapa contoh dari penyakit jantung:

  1. Gagal jantung, kondisi dimana jantung tidak bisa memompa darah yang cukup ke seluruh tubuh.
  2. Aritmia, yaitu suatu keadaan ketika denyut jantung tidak normal. Detak jantung normal berkisar antara 50-100 denyut per menit.
  3. Penyakit iskemik jantung, dimana jantung tidak mendapat suplai oksigen yang mencukupi.
  4. Serangan jantung, terjadi ketika gumpalan darah menghalangi aliran darah ke jantung.

Baca Juga: Diabetes Sering Jadi Momok, Inilah 4 Jenis Sayuran yang Ampuh Kendalikan Gula Darah Menurut dr. Cahyo

Dikutip Pikiran-rakyat.com dari Healthline, nyeri dada juga bisa merupakan salah satu penyakit GERD (Gastroesophageal Reflux Disease), yaitu gangguan pencernaan yang terjadi ketika asam lambung kembali ke esofagus (saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung).

Berbaring setelah makan bisa menyebabkan gangguan penceraan, dan lambung merupakan salah satu organ pencernaan. Disarankan, berbaring tiga jam setelah makan.

Pada kasus GERD, nyeri biasanya dirasakan pada pertengahan dada dan disertai dengan gejala sakit lambung lainnya. Misalnya mual, cepat kenyang, masalah tidur terganggu, dan dada serasa terbakar (heartburn).

Selain itu, penderita GERD mungkin merasakan rasa asam atau pahit di bagian belakang mulut. Berikut gaya hidup yang disarankan bagi penderita GERD:

  1. Mempertahankan berat badan ideal. Berat badan ideal disesuaikan dengan tinggi badan.
  2. Kurangi merokok.
  3. Tidak makan makanan berat di malam hari.
  4. Menunggu selama tiga jam setelah makan untuk berbaring.
  5. Pada saat berbaring, kepala harus lebih tinggi dibandingkan perut sekitar 6-8 inci.

Baca Juga: Urutan Pangkat Polisi di Indonesia, Brigadir dan Bharada Lebih Tinggi Mana?

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat