kievskiy.org

Ariska: Biaya Persalinan Mahal Tak Berarti Berkat Program JKN

Ariska menyadari, semakin lama biaya pengobatan semakin mahal jika tanpa menggunakan jaminan kesehatan yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan ini.
Ariska menyadari, semakin lama biaya pengobatan semakin mahal jika tanpa menggunakan jaminan kesehatan yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan ini. /BPJS Bojonegoro


PIKIRAN RAKYAT - Ariska Damayanti (28), warga desa Sidorejo, Padangan ini mengaku puas dengan layanan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) saat melahirkan secara sesar anak pertamanya di bulan Juni 2018 di Rumah Sakit Umum Padangan Bojonegoro. Ia meyakini jika tanpa Program JKN, biaya persalinan yang ternyata sesar tersebut tidak akan mampu ia bayar.

"Awalnya saya menginginkan persalinan normal saja, namun karena kondisi ketuban sudah pecah dan masih pembukaan satu, akhirnya saya diinduksi untuk menyelamatkan si jabang bayi,“ terang Ariska.

Ariska menceritakan jika malam dini hari tanggal 4 Juni 2022 itu, ia langsung bergegas menuju ke Rumah Sakit Umum Padangan Bojonegoro, tidak jauh dari tempat tinggalnya. Dokter dan perawat langsung membantunya dengan induksi saat itu, namun ia masih mempertahankan untuk dilakukan persalinan normal.

"Akhirnya saya nyerah. Jam 12 siang tanggal 4 Juni 2022, dilakukan induksi lagi dan tidak selang berapa lama, saya lahiran sesar dengan BB 3.7 Kg dan panjang 51 cm," kata Ariska.

Baca Juga: 17 Link Twibbon HUT Jabar pada 19 Agustus 2022, Cocok Dijadikan Foto Profil di Media Sosial

Pelayanan kesehatan masa hamil bertujuan untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat dan melahirkan bayi yang sehat dan berkualitas.

Wanita yang juga aktif di Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan di Kecamatan Padangan Bojonegoro ini telah mengunduh aplikasi Mobile JKN untuk memberikan kemudahan layanan Program JKN saat ia tidak dapat datang ke kantor BPJS Kesehatan Cabang Bojonegoro.

"Kepesertaan JKN saya ini kan dibiayai oleh pemerintah daerah. Nah, ternyata ada data kepesertaan dari anak saya yaitu tanggal lahirnya tidak sesuai. Lalu saat ada layanan MCS di kecamatan, saya sampaikan untuk perbaikan data, alhamdulillah sudah di bantu oleh petugas dari BPJS Kesehatan," tutur Ariska.

Ariska menyadari, semakin lama biaya pengobatan semakin mahal jika tanpa menggunakan jaminan kesehatan yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan ini. Tak dapat ia pungkiri jika Program JKN ini bisa membantu meringankan beban ekonomi saat terjadi pembiayaan yang begitu besar.

"Doa nya kan sehat terus ya dan saling membantu. Semua jenis penyakit yang saya tahu kan di jamin sesuai dengan prosesur pastinya. Kadang saya juga membantu teman-teman saya yang sudah jadi peserta JKN aktif untuk menggunakan Mobile JKN tanpa harus antri di kantor BPJS Kesehatan, jauh lagi tempatnya. Semoga kedepannya BPJS Kesehatan dapat lebih ditingkatkan pelayanannya, menjangkau sampai ke pelosok," tutup Ariska.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat