kievskiy.org

Dijuluki Silent Pandemic, Resistensi Antimikroba (AMR) Lebih Mematikan Ketimbang Kanker

Ilustrasi bakteri.
Ilustrasi bakteri. /Pixabay/Gerd Altmann

PIKIRAN RAKYAT - Resistensi antimikroba atau antimicrobial resistance (AMR) adalah salah satu dari sepuluh ancaman kesehatan masyarakat di dunia. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa AMR mengancam pencegahan dan pengobatan yang efektif dari berbagai infeksi yang terus meningkat, yang disebabkan bakteri, parasit, virus, dan jamur.

ANGKA kematian akibat AMR sampai 2014 sebanyak 700.000 orang per tahun. Lewat semakin cepatnya perkembangan dan penyebaran infeksi bakteri, diperkirakan pada 2050, kematian akibat AMR lebih besar dibanding kematian yang diakibatkan oleh kanker, yakni mencapai 10 juta jiwa.

Dengan demikian, AMR bisa menjadi pandemi senyap atau silent pandemic yang berbahaya bagi kesehatan manusia di masa depan. Akan tetapi, masyarakat umum masih banyak yang belum mengetahui AMR.

“Resistansi antimikroba (AMR) terjadi ketika bakteri, virus, jamur, dan parasit berubah dari waktu ke waktu dan tidak lagi merespons obat-obatan sehingga membuat infeksi lebih sulit diobati dan meningkatkan risiko penyebaran penyakit hingga kematian,” kata Ketua Pusat Resistansi Antimikroba Indonesia (Praindo) Dr Harry Parathon, SpOG (K).

Baca Juga: Cara Deteksi Dini Kanker Kolorektal yang Merenggut Nyawa Kristie Alley

Bahaya lain dari AMR adalah resistensi bakteri muncul lebih cepat ketimbang penemuan agen mikroba baru. Ini tentu menjadi masalah keamanan global, karena dapat menimbulkan dampak serius bagi kesehatan hewan, manusia, dan lingkungan.

Dia menambahkan, AMR merupakan kondisi ketika mikroorganisme seperti bakteri, virus, fungi dan parasit menjadi resisten atau kebal terhadap antimikroba (antibiotik, antivirus, antifungal, antiparasit) yang sebelumnya efektif untuk mencegah atau membunuh mikroorganisme tersebut.

Salah satu area yang saat ini masih memiliki tingkat penggunaan antibiotik yang tinggi adalah perawatan luka. AMR memengaruhi prosedur manajemen luka karena luka dapat menjadi saluran infeksi, memungkinkan masuknya mikroba, termasuk yang resistan antimikroba ke dalam jaringan.

Menurut Harry, saat ini pengendalian AMR sudah berjalan. Salah satunya dengan usaha penerapan antimirobial stewardship (AMS). AMS menjadi strategi untuk memerangi peningkatan AMR dengan berfokus pada penggunaan antimikroba yang tepat guna oleh profesional kesehatan dengan mengikuti aturan dan pedoman, meningkatkan hasil perawatan pasien, mengurangi resistansi mikroba, dan mengurangi penyebaran infeksi yang disebabkan oleh organisme yang resistan terhadap obat.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat