kievskiy.org

Aspartam Pemanis Pemicu Kanker yang 200 Kali Lebih Kuat dari Gula, Sering Ditemukan di Yoghurt dan Obat Batuk

ilustrasi aspartam.
ilustrasi aspartam. //Pixabay/pasja1000 /Pixabay/pasja1000

PIKIRAN RAKYAT – Badan Internasional Penelitian Kanker (IARC) yang ada di bawah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa pemanis buatan aspartam ‘mungkin bersifat karsinogenik bagi manusia’. Pemanis buatan tersebut dinyatakan memicu orang yang mengonsumsinya dalam waktu lama dan jumlah banyak bisa menderita kanker.

Sontak saja pernyataan dari IARC ini menggemparkan masyarakat terutama produsen makanan dan monuman kemasan. Pasalnya, banyak makanan dan minuman kemasan yang menggunakan pemanis aspartam untuk produk mereka.

Pemanis aspartam bahkan tak hanya digunakan di Amerika Serikat saja, namun juga di Eropa hingga Asia. Penggunaan aspartam sudah marah ditemui sejak tahun 1974 silam, dan paling banyak dijumpai di Amerika Serikat.

Ahli kimia dari Amerika Serikat, James Schlatter menyatakan bahwa aspartam sekitar 200 kali lebih manis dari gula biasa. Hal itu telah dikemukakan sejak 1965 silam, saat pertama kali ditemukan.

Baca Juga: Eva Manurung Tiba-Tiba Ingin Virgoun dan Inara Rusli Rujuk, Terungkap Alasannya

Kini, aspartam banyak dijumpai terkandung dalam Kola diet, permen karet, yoghurt, hingga obat batuk. Aspartam juga dimanfaatkan untuk meningkatkan rasa makanan yang dipanggang dan kalengan.

Apakah Aspartam berbahaya?

Di tengah pengumuman IARC tersebut, ada beberapa penelitian yang menyatakan bahwa aspartam aman dikonsumsi dalam jumlah yang terukur atau sedang. Bahkan ada penelitian yang mengaitkan konsumsi aspartam dengan kanker.

Salah satu studi terhadap lebih dari 100.000 orang dewasa di Prancis menyimpulkan bahwa individu yang mengonsumsi pemanis bautan dalam jumlah besar, terutama aspartam, memiliki risiko kanker yang lebih tinggi.

Selain itu, Aspartam juga memicu sakit kepala, kejang, dan depresi. Kendati demikian, FDA dan American Cancer Society, menganggap aspartam masih aman dikonsumsi manusia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat