kievskiy.org

Cara Kerja Wolbachia, Nyamuk Dilepas untuk Cegah DBD

Ilustrasi Wolbachia, DBD, dan nyamuk.
Ilustrasi Wolbachia, DBD, dan nyamuk. /Pixabay/Mohamed Nuzrath Pixabay/Mohamed Nuzrath

PIKIRAN RAKYAT – Simak cara kerja Wolbachia, metode mencegah Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut cara itu berperan saat diujicobakan di sejumlah kota di Indonesia.

Dilansir dari laman Sehat Negeriku Kemenkes, teknologi ini ternyata sudah dijalankan sembilan negara lainnya. Beberapa di antaranya adalah Vietnam, Sri Lanka, Mexico, Fiji, Vanuatu, Kiribati, Kaledonia Baru, Australia, dan Brasil.

Sebelumnya, Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1341 Tahun 2022 tentang Penyelenggaran Pilot Project Implementasi Wolbachia sebagai Inovasi Penanggulangan Dengue mengungkap adanya uji coba di Indonesia. Salah satu dari kota-kota tersebut adalah Kota Bandung.

"Teknologi Wolbachia melengkapi strategi pengendalian yang berkasnya sudah masuk ke Stranas (Strategi Nasional). Sebagai pilot project di Indonesia, dilaksanakan di lima kota yaitu Kota Semarang, Kota Jakarta Barat, Kota Bandung, Kota Kupang, dan Kota Bontang,” ujar Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes.

Cara kerja Wolbachia

Metode Wolbachia adalah dengan menyebarkan nyamuk berwolbachia tersebut ke kawasan tertentu untuk mencegah DBD. Penelitian ini sudah dilakukan sejak 2011-2015 lalu di Yogyakarta berbekal dukungan yayasan Tahija. Penelitian skala terbatas ini dilakukan lewat fase persiapan dan pelepasan Aedes aegypti berwolbachia.

Baca Juga: Apakah Wolbachia Berbahaya bagi Lingkungan?

"Wolbachia ini dapat melumpuhkan virus dengue dalam tubuh nyamuk aedes aegypti sehingga virus dengue tidak akan menular ke dalam tubuh manusia. Jika aedes aegypti jantan berwolbachia kawin dengan aedes aegypti betina, maka virus dengue pada nyamuk betina akan terblok," katanya.

"Selain itu, jika yang berwolbachia itu nyamuk betina kawin dengan nyamuk jantan yang tidak berwolbachia maka seluruh telurnya akan mengandung wolbachia," ujar Kemenkes.

Pada tahun 2022, uji coba penyebaran juga dilakukan di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul. Hasilnya adalah kasus demam berdarah bisa ditekan hingga 77 persen, tak hanya itu, proporsi dirawat di rumah sakit juga sebesar 86 persen.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat