kievskiy.org

Apakah Wolbachia Berbahaya bagi Lingkungan?

Ilustrasi nyamuk demam berdarah.
Ilustrasi nyamuk demam berdarah. /Antara/Anis Efizudin

PIKIRAN RAKYAT – Teknologi Wolbachia mulai diterapkan di Indonesia untuk menurunkan penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD). Wolbachia terbukti efektif untuk melumpuhkan virus dengue dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti, sehingga virusnya tidak akan menular ke tubuh manusia.

Namun apakah Wolbachia berbahaya bagi lingkungan?

Bakteri alami yang hidup di tubuh serangga ini aman bagi manusia dan lingkungan. Inovasi Wolbachia juga mendukung pengurangan paparan kimia yang tidak sesuai indikasi. Sehingga, penerapannya lebih aman bagi lingkungan sekaligus lebih ekonomis dibandingkan dengan fogging yang membutuhkan biaya untuk bensin dan obatnya.

Wolbachia bisa dengan mudah ditemukan di hampir 60 persen serangga yang hidup berdampingan dengan manusia, seperti kupu-kupu, lalat buah, capung, kumbang, dan beberapa jenis nyamuk.

Teknologi Wolbachia diterapkan dengan cara menyuntikkan bakteri Wolbachia ke telur nyamuk Aedes aegypti.

Jika dalam kurun waktu 15 hari Aedes Aegypti jantan ber-wolbachia kawin dengan Aedes Aegypti betina, maka virus dengue dalam nyamuk betina akan terblokir. Begitu juga jika nyamuk Aedes Aegypti ber-wolbachia kawin dengan nyamuk Jantan yang tidak mengandung wolbachia, maka seluruh telurnya akan mengandung wolbachia.

Jika nyamuk tersebut menggigit pengidap virus demam berdarah, maka virus yang diisap akan mati dengan bakteri Wolbachia. Sehingga, nyamuk Aedes aegypti tidak akan bisa menyebarkan virus demam berdarah lagi ke tubuh manusia.

Efektivitas Teknologi Wolbachia

Penelitian Wolbachia pertama kali dilakukan di Yogyakarta, khususnya di Sleman dan Bantul. Hasilnya menujukkan bahwa nyamuk ber-wolbachia mampu berkembang baik di lingkungan sekitar.

Kepala Dinas Kesehatan Yogyakarta Vita Yulia mengatakan, pada tahun 2015 kasus DBD di daerah tersebut mencapai 943 orang. Kemudian jumlahnya berkurang pada paruh pertama tahun 2016 yang dilaporkan bulan Juni, dengan jumlah kasus 623 orang.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat