kievskiy.org

Bagaimana Cara Ketahui Batas Kedaluwarsa Telur? Lengkap dengan Ciri-Ciri Busuknya

ilustrasi telur.
ilustrasi telur. /Pixabay/stevepb

PIKIRAN RAKYAT - Stok bahan makanan yang paling mudah ditemui di pasaran, salah satunya adalah telur. Meskipun, ada banyak orang tak memahami harus berapa lama penyimpanannya agar tetap bisa dikonsumsi untuk asupan protein sehari-hari.

Sebagian orang pasti menganggap telur dapat diamankan dari potensi kedaluwarsa atau pembusukan dengan disimpan di kulkas. Sedangkan cara itu malah cenderung membuat Anda lupa sudah berapa lama berlangsungnya penyimpanan itu.

Jadi, bagaimana cara memastikan batas kedaluwarsa pada telur dan apa saja syarat agar layak konsumsi?

Batas aman konsumsi telur

United States Department of Agriculture (USDA) atau Departemen Pertanian Amerika Serikat pernah merilis bahwa telur dapat bebas konsumsi selama 30 hari setelah dikemas, sebagaimana stiker batas kedaluwarsa dapat ditemukan pada kemasan dalam penjualan di supermarket.

Namun demikian, Anda sekalian pasti tahu bahwa ada beberapa tempat yang tidak menggunakan label kedaluwarsa untuk penjualan telur-telur itu.

Manajer Keamanan Pangan di American Egg Board, Elisa Maloberti mengatakan bahwa telur masih tetap aman dimakan meski sudah berada dalam penyimpanan selama lebih dari sebulan.

Telur disimpan di dalam kulkas apakah aman?

Dalam hal ini, telur yang disimpan cukup lama di kulkas kemungkinan besar hanya menimbulkan kondisi kering karena terjadinya pertukaran gas dan kelembapan alami melalui pori-pori cangkang.

Sedangkan, kondisi telur yang rusak adalah cangkang terlihat memiliki ribuan pori-pori kecil yang memungkinkan udara melewatinya. Seiring bertambahnya usia, kualitas telur akan menurun secara bertahap. Putih telur menjadi lebih tipis, kuning telur menjadi lebih datar dan membran semakin melemah.

Pada akhirnya, kurun waktu satu tahun atau lebih, Anda tidak akan menemukan apa pun selain kilau kuning di bagian dalam cangkang saat proses memecahkannya.

Lebih lanjut, telur yang rusak akan berpotensi adanya bakteri Salmonella yang menimbulkan beberapa efek samping sesuai laporan Center for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, seperti demam, muntah, sakit perut, dan diare.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat