kievskiy.org

Jalan Kaki Turunkan Risiko Penyakit Tak Menular 50 Persen, Ini Penjelasan Ahli Kesehatan

Ilustrasi jalan kaki.
Ilustrasi jalan kaki. /Pexels/Ketut Subiyanto

PIKIRAN RAKYAT - Seating is a new smoking. Ungkapan yang pernah diucapkan oleh Profesor Kedokteran dari Amerika Serikat, Dr. James Levine pada satu dekade yang lalu, terasa kian relevan belakangan ini. Semakin banyak orang yang tanpa sadar terlalu lama duduk, hingga berdampak buruk pada kesehatannya.

Salah satu cara mudah yang bisa dilakukan, yakni berjalan kaki. Meski banyak orang yang masih belum banyak menyadari manfaatnya, jalan kaki punya bermacam manfaat jika dilakukan dengan konsisten.

Dokter Ahli Ilmu Faal Olahraga Klinik Amanda Dianky menyebutkan, masyarakat modern saat ini memang dihadapkan pada tantangan kurang memiliki waktu luang untuk bergerak. Terutama, bagi pekerja kantoran yang memiliki rutinitas bekerja sejak pukul 8.00 hingga 17.00 WIB.

“Sudah tentu, harus bersiap-siap sejak pagi dan baru bisa pulang ke rumah di malam hari. Jadi, memang harus diakui bahwa banyak masyarakat yang tidak memiliki waktu luang untuk bergerak,” kata Amanda, ketika ditemui pada “Active Wellness Retreat” di The Gaia Hotel Bandung, Kamis, 9 Mei 2024 malam.

Meski demikian, rutinitas tersebut seharusnya tidak menjadi alasan untuk tidak bergerak. Cara mengakalinya, adalah dengan “mencuri” sedikit waktu di sela-sela rutinitas pekerjaan, untuk berjalan kaki.

Disebutkan Amanda, seseorang sebaiknya berjalan secara kumulatif minimum 7.000 langkah per hari. Dengan target tersebut, risiko atau kemungkinan seseorang untuk terkena Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti jantung dan Diabetes Melitus menurun antara 50 hingga 70 persen.

“Tapi jika kurang dari tujuh ribu langkah, setiap seribu langkahnya sama saja dengan meningkatkan risiko terkena penyakit tidak menular tadi sebanyak 16 persen,” ucap perempuan yang juga merupakan Program Director LIF Indonesia ini.

Menurut Amanda, yang bisa dilakukan adalah dengan menelusuri (tracking) kebiasaan berjalan kita setiap hari. Hal itu antara lain bisa dilakukan lewat aplikasi di telepon pintar, atau penggunaan jam olahraga yang bisa mengatur langkah kaki.

“Kita tidak bisa me-manage sesuatu yang kita tidak tahu. Maka, agar kita tahu, harus diukur agar bisa menghitung apakah langkah kita setiap hari kurang atau tidak,” ujarnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat