PIKIRAN RAKYAT - Para pendaki mungkin secara tidak sengaja merusak lingkungan dan mempertaruhkan kesehatan mereka sendiri dengan menggunakan pakaian tahan air yang terbuat dari “zat kimia abadi”, menurut penelitian Ethical Consumer.
Kampanye majalah meneliti 27 perusahaan yang membuat pakaian outdoor seperti bulu domba, jaket tahan air, sepatu bot, dan ransel. Dilansir The Guardian, mereka menemukan bahwa 82% di antaranya masih menggunakan bahan per dan polifluoroalkil, atau PFAS (Perfluoroalkyl and Polyfluoroalkyl Substances).
Beberapa bahan kimia yang diklasifikasikan sebagai PFAS telah dikaitkan dengan masalah kesehatan termasuk kolesterol tinggi, kesuburan, gangguan sistem kekebalan tubuh, dan beberapa jenis kanker. Bahan kimia ini telah digunakan dalam produk konsumen sejak tahun 1950-an dan membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai serta mencemari tanah dan pasokan air.
Pada bulan Februari, pemerintah mengatakan bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk membatasi penggunaan PFAS dalam produk konsumen di bawah peraturan kimia REACH (Registration, Evaluation, Authorization, and Restriction of Chemicals) di Inggris atas dasar bahwa bahan tersebut mungkin berbahaya. Namun, ada alternatif lain. Páramo dan Finisterre tidak menggunakan PFAS dalam produk mereka, lalu Fjällräven, Alpkit, Lowe Alpine, dan Patagonia sebagian besar bebas dari PFAS. Mereka dan lebih dari selusin perusahaan lain mengatakan bahwa mereka akan mengakhiri penggunaan PFAS tahun depan.
Akan tetapi, hampir setengah dari perusahaan yang dinilai oleh Ethical Consumer tidak memiliki tanggal penghentian penggunaan PFAS.
Kontaminasi Global
![Ilustrasi kontaminasi global](https://assets.pikiran-rakyat.com/crop/0x0:0x0/x/photo/2024/06/23/513948888.jpg)
Ada lebih dari 10.000 bahan kimia PFAS, menurut Fidra, sebuah badan amal lingkungan yang bertujuan untuk mengurangi limbah plastik dan polusi kimia. Bahan-bahan yang digunakan dalam perlengkapan outdoor membantu tidak menyerap air, membuat cairan meluncur.
Proses pelapukan bahan memiliki arti bahwa pendaki yang mengenakan perlengkapan outdoor melepaskan sebagian bahan kimia ke lingkungan, meskipun sebagian besar polusi PFAS terjadi selama pembuatan bahan kimia, saat bahan kimia tersebut diaplikasikan pada kain, dan saat produk dibuang.
Hannah Evans, manajer proyek di Fidra, mengatakan, "PFAS telah ditemukan di sungai-sungai yang mengalir di Inggris, di lereng Gunung Everest, dan pada lebih dari 600 spesies satwa liar mulai dari beruang kutub hingga lumba-lumba hidung botol