kievskiy.org

Kenali Bahaya Tersembunyi AMDK yang Mengandung Bromat

Ahli Hidrogeologi-Geomedis di Pusat Riset Sumber Daya Geologi, BRIN, Dr. Rizka Mariabe.
Ahli Hidrogeologi-Geomedis di Pusat Riset Sumber Daya Geologi, BRIN, Dr. Rizka Mariabe. /dok. Pikiran Rakyat


PIKIRAN RAKYAT
- Ramai isu soal kekhawatiran masyarakat terhadap Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang mengandung Bromat. Senyawa dengan rumus kimia BrO₃⁻ itu merupakan zat yang diyakini lebih berbahaya dari BPA karena berada dalam air langsung.

Ahli Hidrogeologi-Geomedis di Pusat Riset Sumber Daya Geologi, BRIN, Dr. Rizka Mariabe dan Pakar Kesehatan Masyarakat Unpad Prof. Dr Deni Kurniati Sunjaya telah menjelaskan apa itu Bromat dan bagaimana bahayanya untuk manusia.

Apa itu Bromat?

Rumus Kimia Bromat secara scientific adalah BRO3-, dimana ini bukan senyawa alami dan terbentuk ketika bromin yang bermuatan negatif bereaksi dengan ozon atau O3 ketika proses disinfektan, hingga terbentuklah Bromat.

“Secara sederhananya Bromat itu adalah senyawa yang terbentuk ketika proses penjernihan air atau ozonasi,” ujar Rizka.

Di mana, proses penjernihan air ini dipengaruhi oleh temperatur air, pH, paparan ozon, hingga waktu yang diperlukan untuk proses penjernihan itu sendiri.
Sementara itu, Bromat sendiri tidak mempengaruhi rasa, warna hingga bau dalam AMDK, sehingga konsumen tidak bisa melihat dengan jelas apakah air yang dikonsumsi tersebut terpapar Bromat atau tidak.

Botol air minum dalam kemasan (AMDK).
Botol air minum dalam kemasan (AMDK).

Bahaya Jangka Pendek Bromat dalam AMDK

Berdasarkan penelitian WHO (World Health Organization) yang dilakukan pada hewan dan manusia, bahwa ambang batas aman untuk kandungan Bromat dalam AMDK adalah tidak lebih dari 10 PVB atau 10 mikrogram.

Jadi jika ada AMDK dengan kandungan Bromat di bawah ambang batas, masih terbilang aman untuk dikonsumsi manusia asalkan tidak berlebihan. Meski begitu, ada bahaya yang diterima manusia jika mengonsumsi kandungan Bromat lebih dari ambang batas dalam jangka pendek, meski bahaya ini masih bisa ditolerir.

Rizka menjelaskan bahwa Bromat yang terkandung dalam AMDK, jika dikonsumsi dalam jumlah banyak namun dalam jangka waktu yang tidak lama, bisa menyebabkan gejala yang ringan yang masih bisa ditolerir.

“Pada paparan ini sudah diuji pada hewan, berdasarkan penelitian terdahulu, kemudian pada manusia, namun gejala-gejala yang ringan bisa ditemui misalnya ketika mengonsumsi air minum dalam kemasan dengan paparan Bromat yang tinggi itu akan menyebabkan mual, tidak enak badan, nyeri, gangguan syaraf,” ujarnya.

Rizka menyebut bahwa gangguan-gangguan tersebut masih bisa ditangani dengan bantuan medis sehingga masyarakat tidak terlalu khawatir atau panik.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat