PIKIRAN RAKYAT - Jantung yang sehat selalu menjadi yang terpenting terutama selama pandemi Covid-19.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), orang yang memiliki penyakit jantung berisiko lebih tinggi mengalami gejala atau komplikasi parah jika tertular Covid-19.
Terlepas bahwa Covid-19 adalah penyakit pernapasan, yang utamanya mempengaruhi paru-paru, tapi virus ini juga berdampak pada seluruh tubuh, termasuk jantung.
Baca Juga: Viral Suami Aniaya Istri di Pinggir Jalan hingga Tewas, Tak Dilerai dan Malah Jadi Tontonan Warga
Saat tubuh melawan infeksi, segala sesuatu mulai dari sistem kekebalan hingga sistem kardiovaskular harus bekerja lebih keras.
Namun, ini bisa sangat membebani jantung yang mungkin sudah bergumul karena gagal jantung atau penyakit jantung.
Seorang ahli gizi dari Rumah Sakit Akademik (RSA) Universitas Gadjah Mada, Okta Haksaica Sulistiyo, S.Gz., menyebut akibat pandemi ini masyarakat cenderung membeli makanan kemasan yang tahan lama. Hal itu akhirnya mengakibatkan penambahan berat badan dan pengurangan asupan anti oksidan.
Baca Juga: Bukan Teknis Permainan, Ini Alasan Solskjaer usai Manchester United Keok dari Arsenal
“Pengurangan anti oksidan menyebabkan meningkatnya stres oksidatif yang meningkatkan pula risiko hipertensi dan penyakit jantung lainnya,” ujarnya pada 29 Oktober 2020 lalu seperti dikutip Pikiran-rakyat.com dari laman resmi Ugm.ac.id.