PIKIRAN RAKYAT – Pada Sabtu, 19 Desember 2020, Perdana Menteri Boris Johnson mengumumkan pemberlakuan tier 4 lockdown di kota London dan Inggris bagian tenggara.
Penguncian tahap 4 itu merupakan langkah antisipasi pengendalian Covid-19 dengan tingkat tertinggi dari sistem peringatan virus Corona yang diberlakukan di Inggris selama ini.
Kebijakan tersebut resmi diberlakukan mulai tengah malam sejak pengumuman dikeluarkan pada 19 Desember 2020, seperti dilansir Pikiran-Rakyat.com dari situs Dailymail.
Baca Juga: Pemerintah Perbolehkan Kegiatan Belajar Mengajar Sekolah Tahun 2021 Asal Sesuai Prokes
Langkah penanganan baru yang ketat tentunya mempengaruhi kehidupan 18 juta warga Inggris. Dengan begitu semua bisnis yang tidak penting harus ditutup dan warga harus tinggal di rumah hingga 30 Desember.
Kebijakan tersebut diberlakukan ketika lonjakan kasus di wilayah yang diyakini para dokter dipicu oleh mutasi baru virus Corona yang bergerak lebih cepat lebih dari 70 persen dan dapat ditularkan dengan cepat dibandingkan jenis yang telah ada sebelumnya dan kemungkinan virus tersebut telah mencapai negara lain.
Meskipun diyakini tidak lebih fatal, strain mutan (virus Corona jenis baru) telah menimbulkan kekhawatiran yang berpotensi mewabah di AS. Kondisi AS saat ini sudah tercatat sebagai rekor terkait tingkat perawatan pasien di rumah sakit dan kematian akibat virus Corona.
Baca Juga: Sambangi Markas Besar Angkatan Darat, Prabowo: Bicara Doktrin TNI AD, Harus Lihat Sumber Hukum
Pada Sabtu, 19 Desember 2020, Kepala Ilmu Pengetahuan Inggris Patrick Vallance mengatakan virus jenis baru tersebut memicu lonjakan kasus di Inggris dalam dua pekan terakhir dan kemungkinan telah menyebar ke wilayah lain. Dan di hari yang sama, Inggris telah melaporkan 27.052 kasus baru Covid-19 dan 534 kasus kematian.