PIKIRAN RAKYAT – Usai Donald Trump lengser dari jabatan Presiden Amerika Serikat, santer beredar kabar bahwa ia telah dimanfaatkan sebagai aset Rusia selama kurang lebih 40 tahun.
Kabar tersebut semakin kuat setelah beberapa orang menyadari bahwa Donald Trump bersedia meniru propaganda anti-barat, yang kemudian menjadi hal yang disyukuri pihak Rusia.
Yuri Shvets, seorang mantan mata-mata Badan Keamanan Uni Soviet (KGB) baru-baru ini membandingkan Donald Trump dengan ‘The Cambridge Five’, jaringan mata-mata Inggris yang memberikan rahasia ke Moskow selama perang dunia II dan awal perang dingin.
Shvets juga menjelaskan metode Rusia dalam menggaet Donald Trump tanpa disadari oleh mantan Presiden AS itu sendiri.
“Ini adalah contoh di mana orang direkrut ketika mereka masih pelajar dan kemudian mereka naik ke posisi penting, hal itu terjadi dengan Trump,” ujar Shvets seperti dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman The Guardian.
Seorang jurnalis bernama Craig Unger sempat menggambarkan Trump pertama kali muncul di radar Rusia pada tahun 1977, ketika dia menikahi istri pertamanya, Ivana Zelnickova, seorang model Ceko.
Trump disebut menjadi sasaran operasi mata-mata yang diawasi oleh dinas intelijen Cekoslowakia yang bekerja sama dengan KGB.