PIKIRAN RAKYAT - Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan beberapa pekan lagi Iran akan membuat bom nuklir jika saat ini masih tetap pada jalurnya.
Dikutip dari Arab News, Selasa, 2 Februari 2021, Blinken awalnya mengatakan Teheran masih butuh beberapa bulan lagi untuk dapat menghasilkan cukup bahan untuk senjata, tetapi akan menjadi 'hitungan minggu' jika terus melanggar ketentuan kesepakatan nuklir tahun 2015.
Masa depan Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) yang menjadi kesepakatan untuk mengekang program nuklir Iran dengan imbalan pelonggaran sanksi ekonomi, merupakan tantangan kebijakan luar negeri untuk pemerintah AS yang baru di bawah Presiden Joe Biden.
Baca Juga: Persib Bandung Resmi Pinjamkan Penyerang Andalannya ke Klub Kasta Ketiga Liga Italia FC Como 1907
Sebelumnya, AS di bawah Donald Trump menarik diri dari perjanjian pada tahun 2018 dan menerapkan kembali sanksi yang telah melumpuhkan ekonomi Iran.
Namun, Iran tetap menanggapi dengan secara bertahap meningkatkan pengayaan uraniumnya melebihi apa yang diizinkan berdasarkan kesepakatan tersebut.
Blinken mengatakan bahwa AS bersedia untuk kembali mematuhi JCPOA jika Iran melakukannya, dan kemudian bekerja dengan sekutu dan mitra AS dalam kesepakatan 'yang lebih lama dan lebih kuat"' dan mencakup masalah lain.
Baca Juga: Myanmar Genting, Pengamat Lihat Peluang Indonesia Bisa Redam Konflik yang Terjadi
Iran telah menolak negosiasi baru atau perubahan apa pun terhadap peserta di JCPOA. Hal itu diungkapkan Iran setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan pembicaraan baru harus mencakup Arab Saudi.
Arab Saudi dan sekutunya di Teluk percaya bahwa setiap kesepakatan yang ditingkatkan harus membahas program rudal balistik Iran, dan campur tangan regionalnya melalui milisi proksi di Irak, Yaman dan Lebanon.