kievskiy.org

Sebut Kudeta Akan Terus Terjadi Meski Telah Pemilu, Mantan Ketua Kaukus Myanmar Ungkap Penyebabnya

Ilustrasi kudeta di Myanmar./
Ilustrasi kudeta di Myanmar./ /Reuters/Stringer Reuters/Stringer

PIKIRAN RAKYAT - Memasuki hampir satu pekan usai kudeta oleh militer, Myanmar kini dilanda aksi unjuk rasa.

Diketahui sebelumnya, militer Myanmar melakukan aksi kudeta pada Senin, 1 Februari 2021 lalu dan mengumumkan keadaan darurat negara itu selama satu tahun ke depan.

Selain itu, militer Myanmar juga melakukan penangkapan terhadap para pejabat sipil di negara itu salah satunya Aung San Suu Kyi.

Baca Juga: Aung San Suu Kyi Dikudeta Militer, AICHR Desak Myanmar Patuhi Prinsip Demokrasi ASEAN

Aksi kudeta itu mendapatkan kecaman baik dari luar maupun dalam negeri Myanmar.

Para ahli dan aktivis mengatakan kudeta di Myanmar akan memiliki dampak terhadap situasi keamanan di ASEAN.

Pakar Asia Tenggara dari Flinders University, Australia, Priyambudi Sulistyanto mengatakan jika krisis di Myanmar dibiarkan berlarut, maka kondisi ini bisa mengguncang stabilitas di ASEAN.

Baca Juga: Kondisi Politik Kian Memprihatinkan Pascakudeta, Indonesia-Malaysia Nilai Myanmar Alami Kemunduran Demokrasi

Gangguan stabilitas itu, menurutnya seperti kembali terjadinya krisis Rohingya atau kaburnya warga Myanmar ke luar negeri seperti terjadi saat krisis politik pada 1988.

"Masalah minoritas masih tidak selesai sampai sekarang seperti Rohingya, Kachin, Karen, dan lain sebagainya. Ini juga mewarisi masalah yang tidak selesai saat zamannya Aung San Suu Kyi," kata Priyambudi seperti dikutip oleh Pikiran-Rakyat.com dari Anadolu Agency.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat